Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengembangkan Potensi Peserta Didik dalam Pembelajaran Daring (Pedagogik 4)

28 Agustus 2021   07:41 Diperbarui: 5 September 2021   19:41 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemampuan guru dalam mengembangkan potensi peserta didik dalam pembelajaran daring tetap menjadi keawajiban profesi yang harus dijalankan. Sebab potensi peserta didik merupakan aspek penting yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Aspek tersebut berkaitan langsung dengan komptensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Oleh sebab itu guru dituntut mempunyai bekal yang memadai agar dapat mengembangkan potensi peserta didik. Bekal tersebut tentu berkaitan dengan wawasan profesi, habit dan motto yang dikembangkan oleh guru. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan.

Wawasan profesi berkaitan dengan budaya literasi guru, habit berkaitan dengan kebiasaan yang dilakukan guru dalam menjalankan tugas. Habit yang ideal bagi guru adalah menjadikan buku sebagai bagian dari kehidupan profesinya. Sedangkan motto berkaitan dengan semboyan guru dalam membangun kekayaan profesinya.

Apabila guru membangun semboyan kekayaan guru adalah karya, maka profesinya akan basah dengan karya-karya profesi yang dilahirkan (apapun bentuknya). Dampaknya bagi guru akan mempunyai pisau analisis tentang profesinya yang tajam apabila motto seperti itu menjadi idealisme guru.

Dengan kata lain bekal tersebut akan menjadikan guru tidak terlalu lama beradaptasi dengan kondisi baru yang dihadapinya, secara khusus kondisi pembelajaran daring. Sebab wawasan profesi, habit dan motto akan mendorong guru mencari jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi bersama.

Pentingnya Pengembangan Potensi Peserta Didik

Langkah mengembangkan potensi peserta didik merupakan langkah yang bersifat konstributif dan paradigmatik. Konstrubutif berkaitan dengan sumbangsih guru dalam melakukan upaya-upaya agar potensi yang dimiliki peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Paradigmatik berkaitan dengan bangunan sudut pandang guru tentang aneka potensi yang dimiliki peserta didik.

Sehingga guru tidak terjebak pada langkah stigmatisasi yang menganggap peserta didik "bodoh" gegara tidak bisa mengerjakan soal-soal mata pelajaran tertentu. Sebab hakikinya tidak ada peserta didik yang bodoh, yang ada adalah peserta didik mempunyai kecerdasan di bidangnya masing-masing.

Oleh sebab itu langkah mengembangkan potensi peserta didik penting baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Menurut Suryana dan Wayan (2017) pentingnya guru mengembangkan potensi peserta didik antara lain: mewujudkan esensi tujuan pendidikan nasional, semua peserta didik mempunyai keunikan kemampuan yang perlu dikembangkan, mewujudkan sumber daya manusia yang diharapkan, mewujudkan tugas layanan professional

Terdapat kata kunci dari pendapat tersebut yaitu keunikan kecerdasan peserta didik dan menyiapkan sumber daya manusia yang diharapkan. Kunci berikutnya adalah pada diri guru sebagai bukti adanya layanan yang professional.

.cdc.gov
.cdc.gov
Aspek-aspek Potensi Peserta Didik yang dapat dikembangkan

1. Kognitif (akademis)

Aspek kognitif potensi peserta didik adalah kemampuan peserta didik memahami dan menyerap materi pelajaran yang dibahas dalam pembelajaran. Aspek ini antara lain berupa kreativitas dan berpikir kritis. Pengembangan ke dua aspek ini selain menjadi tuntututan Kurikulum 2013 juga menjadi modal dasar pengembangan keterampilan yang dibutuhkan abad 21. Oleh sebab itu guru dituntut mengembangkan potensi kreativitas dan berpikir kritis peserta didik.

2. Sikap 

Selain potensi kognitif yang perlu dikembangkan, potensi sikap (kepribadian) juga perlu dikembangkan. Beberapa aspek sikap yang perlu dikembangkan antara lain kejujuran, tangungjawab, kedisiplinan.

3. Bakat dan minat

Bakat adalah potensi khusus yang merupakan bawaan. Bakat bisa berupa suara yang bagus, hafalan yang baik, olah raga, olah seni, dll. Sedangkan minat adalah ketertarikan peserta didik pada kegiatan tertentu.

Langkah-langkah guru mengembangkan potensi peserta didik dalam pembelajaran daring

1. Kognitif

Hal penting potensi peserta didik yang perlu dikembangkan dari ranah kognitif yaitu potensi berpikir kreatif dan berpikir kritis.

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam pembelajaran daring:

a. Creatif Problem Solving (CPS)

CPS dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Dalam pembelajaran daring CPS juga dapat diterapkan dengan adaptasi dengan konsep pembelajaran daring. Konteks berpikir kreatif jika dikaitkan dengan pemecahan masalah (problem solving) mempunyai maksud adanya aneka strategi atau langkah yang dilakukan peserta didik dalam memecahkan masalah yang ditugaskan oleh guru.

Menurut Sani (2015) bahwa karakteristik CPS adalah pembelajaran berorientasi pada investigasi dan penemuan berdasar problem solving. Beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain:

Pra Pembelajaran:

Beberapa yang perlu disiapkan guru antara lain: Menyusun Masalah, Lembar Kegiatan Pembelajaran, rubrik penilaian hasil kreativitas dalam memcahkan masalah, Lembar Penilaian hasil kreativitas.

Pembelajaran

Beberapa langkah guru dalam pembelajaran antara lain:

  • Membagi lembar masalah
  • Membagi Lembar Kegiatan Pembelajaran
  • Memberikan bimbingan dan motivasi secara daring
  • Mengklasifikasi hasil Kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah (setelah dikumpulkan)
  • Mengevaluasi hasil kreativitas

Pasca Pembelajaran

Kegiatan guru pasca pembelajaran adalah menilai hasil kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah yang ditugaskan guru

b. Problem Based Learning (PBL)

PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring untuk mengembangkan potensi kognitif khususnya potensi berpikir kritis peserta didik. PBL merupakan model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.(Jogiyanto, 2006)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru antara lain:

Pra Pembelajaran

Kegiatan pra pembelajaran yang perlu dialkukan guru antara lain: menyusun Masalah, Lembar Kegiatan Pembelajaran, rubrik penilaian hasil berpikir kritis.

Pembelajaran

  • Menyajikan masalah
  • Mengajukan pertanyaan
  • Memfasilitasi terjadinya dialog dengan peserta didik
  • Mengorganisasikan kelas daring agar tetap dinamis
  • Membimbing secara daring penyelidikan individu
  • Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Pasca Pembelajaran

Peran guru pasca pembelajaran adalah mengoreksi hasil berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan masalah.

c. Memberikan Tugas Observasi

Observasi dalam pembelajaran daring bisa dirancang secara individual masing-masing peserta didik. Tugas bisa dilakukan di lingkungan sosial masing-masing. Tujuan penugasan observasi adalah melatih peserta didik berpikir cermat terhadap fenomena yang ada di ligkungannya. Langkah ini sebagai salah satu upaya guru mengembangkan potensi berpikir kritis maupun kreatif peserta didik

d. Menerapkan cara berpikir deduktif dan induktif

Berpikir deduktif adalah cara berpikir dari yang bersifat umum ditarik menuju yang khusus. Sedang berpikir induktif berpikir dari yang khusus menjadi umum. Kedua cara berpikir ini bisa digunakan untuk mengembangkan potensi berpikir kritis maupun kreatif.

2. Sikap

a. Lembar Pengamatan Sikap

Salah satu fungsi pokok instrument ini adalah untuk melakukan pengamatan aspek-aspek sikap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu dalam pembelajaran daring aspek-aspek yang ingin diamati yang memungkinkan bisa diamati. Hasil dari pengamatan akan menjadi bekal guru dalam mengembangkan potensi sikap peserta didik. Baik sikap sosial maupun spiritualnya.

b. Pemberian tugas

Tugas yang diberikan guru mempunyai fungsi akademis dan non akademis. Akademis untuk mengetahui pemahaman terhadap tugas yang diberikan guru, non akademis berkaitan dengan tanggungjawab, kedisiplinan, keaktifan serta kejujuran peserta didik dalam menjalankan tugas guru.

Di atas semua itu yang lebih utama adalah mengasah sikap hormat peserta didik kepada gurunya. Sehingga sambil memberikan tugas guru juga menanamkan nilai kesantunan. Dengan demikian melalui tugas guru dapat mengembangkan sikap sosial maupun spiritual peserta didik.

Bekal dasar pengasahan nilai-nilai sikap adalah ketulusan dan keikhlasan guru dalam memberikan layanan. Layanan demikian akan memancarkan resonansi pada tumbuhnya sikap peserta didik. Hal ini akan berbeda dengan layanan kita sebagai guru yang hanya berisifat adninistratif dan formalitas menjalankan tugas.

3. Bakat dan minat

Pada beberapa mata pelajaran dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan potensi peserta didik berupa bakat dan minatnya. Pendidikan Agama Islam, Penjasorkes, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang dapat dijadikan sebagai sarana pengemabngan potensi bakat dan minat peserta didik. Dalam pembelajaran daring, melalui tugas yang relevan peserta didik dapat dikembangkan bakat dan minatnya.

Pembelajaran daring masih memungkinkan guru mengembanghkan potensi peserta didik, baik potensi kognitif, sikap/kepribadian maupun bakat dan minat yang dimiliki peserta didik. Beberapa model pembelajaran di atas dan beberapa langkah tambahan adalah celah yang memungkinkan guru dapat mengembangkan potensi peserta didik Semoga bermanfaat.

Referensi:

  1. Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.2011. Pedoman Pelaksanaan PKG,Buku 2. Jakarta
  2. Suryana,Y., Wayan,I.2017. Kompetensi Pedagogik Untuk Peningkatan Kinerja dan Mutu Guru. PT Binatama Cipta Pratama.Jakarta.
  3. Ridwan Abdullah Sani.2015. Inovasi Pembelajaran.Jakarta.Bumi Aksara
  4. Jogiyanto. 2006. Filosofi, Pendekatan,dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta: Andi
  5. Nur Ibrahim.2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun