Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Langkah Guru Mengenal Karakterisitik Peserta Didik dalam Pembelajaran Daring (Pedagogik 3)

8 Agustus 2021   07:03 Diperbarui: 8 Agustus 2021   17:00 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaeyi Kim, siswi kelas 7 Sinarmas World Academy (SWA) berbagi pendapat tentang belajar di rumah guna meredam perluasan wabah corona (Dok.Pribadi via kompas.com)

Memahami karakteristik peserta didik mutlak dilakukan oleh guru. Sebab hal tersebut akan menjadi modal awal guru memberikan layanan pembelajaran, walaupun dalam kondisi pembelajaran daring.

Secara garis besar langkah ini meliputi karakteristik yang terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial emosional, moral, dan latar belakang sosial-ekonimi peserta didik. 

Maka, mengenal karakteristik peserta akan bersinergi dengan kesinambungan interaksi dan komunikasi yang terjalin dalam proses pembelajaran.

Dengan kata lain, pemahaman karakteristik peserta didik bagi guru adalah penting. Sebab selain berfungsi secara administratif juga berfungsi sebagai langkah yang bersifat "klinis." 

Sebagai administratif untuk memberikan laporan tentang aneka keunikan gaya belajar, kepribadian/watak khas, emosional, moralitas, maupun latar belakang sosial peserta didiknya. 

Secara klinis sebagai pertimbangan guru memberikan layanan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi masing-masing peserta didik.

Lalu, bagaimana langkah guru dalam mengenal karakteristik dalam pembelajaran daring? 

Untuk mengurai langkah, maka perlu dijelaskan dahulu tentang 6 (enam) indikator yang harus dipahami guru dalam kegiatan mengenal karakteristik peserta didik.

  1. Mengenal karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya
  2. Memberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
  3. Mengetahui kemampuan belajar yang tidak sama
  4. Mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik 
  5. Membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik
  6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat  mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb)

Keenam indikator tersebut dapat diringkas menjadi tiga hal, yaitu karakteristik inteletualitas (kognitif), mentalitas (perilaku, kesantunan, moralitas, dll) yang bisa dikelompokkan dalam sikap spiritual dan sosial. Yang ketiga adalah latar belakang sosial-ekonomi peserta didik.

1. Karakteristik intelektual (kognitif) peserta didik

Komponen karakteristik kognitif setidaknya meliputi gaya belajar (visual, audio, audio visual), IQ bawaan dalam menerima stimulus (sangat cepat, cepat, cukup dan kurang), tingkat berpikir (Level 1: pengetahuan dan pemahaman, Level 2: penerapan dan Level 3: penalaran). 

Tuntutan pembelajaran HOTs dalam kurikulum 2013 menekankan pada level penalaran (Level 3), yaitu tingkatan berpikir yang mengarah pada langkah yang bersifat analitik dan problematik.

Guru dapat mengetahui aspek-aspek karakter kognitif tersebut melalui dua kegiatan:

a. Proses pembelajaran

Bagaimana langkah pembelajaran daring agar dapat mengetahui gaya belajar, IQ bawaan maupun level berpikir pada level penalaran? 

Tentu jawabnya adalah strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru harus mampu menjaring data-data tersebut. 

Lalu apa langkah teknisnya? Secara sederhana guru bisa menggunakan Lembar Kegiatan Pembelajaran. 

Instrumen tersebut harus berisi materi esensial dan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik.

Ouput dari instrumen tersebut adalah hasil olah pikir peserta didik. Hasil kerja tersebut dalam dua atau tiga kali dapat dijadikan gambaran gaya belajar dan tingkat berpikir peserta didik. 

Maka Lembar Kegiatan Pembelajaran dan media yang digunakan bisa dilakukan secara variatif. Misal dengan studi kasus, video, dll. 

Analisis studi kasus setidaknya bisa digunakan untuk mengetahui gaya belajar peserta didik yang bersifat visual. 

Analisis video tentang pidato tokoh atau peristiwa (misalnya) yang bisa digunakan guru untuk mengetahui gaya belajar peserta didik yang bersifat audio.  

Oleh sebab itu dalam pembelajaran daring, jenis tugas, media, metode yang digunakan dalam pembelajaran diupayakan yang variatif. 

Langkah ini dimaksudkan agar dapat memberikan layanan pembelajaran berdasar perbedaan karakteristik peserta didik. 

Hasil analisis yang ditugaskan guru akan bisa dijadikan alat ukur sederhana tentang tingkat berpikir peserta didik (baik Level1, Level 2 atau Level 3).

b. Penilaian

Ulangan baik harian, tengah semester atau akhir semester juga bisa dijadikan alat ukur untuk mengetahui karakteristik potensi kognitif peserta didik. 

Hal yang perlu diingat juga oleh guru, bahwa tuntutan HOTs selain pada proses pembelajaran juga pada proses penilaian. Maka guru dituntut makin cerdas dalam menyusun butir soal beserta analisisnya.

Pendek kata guru harus bisa membedakan mana soal-soal itu yang kategori LOTs, MOTs maupun HOTs. Kurikulum 2013 menutut soal berorientasi pada HOTs.

2. Mengenal karakteristik spiritual

Karakteristik spiritual berupa ketakwaan dan kebiasaan sikap relegius. Aspek tersebut yang bisa diamati dalam pembelajaran daring adalah menjawab salam dan berdoa sebelum menjalankan aktivitas pembelajaran. 

Untuk aspek toleransi bisa dilakukan manakala pembelajaran daring memberikan kesempatan kerja sama yang berdeda-beda agama.

Namun mengingat daring adalah kondisi darurat, yang penting aspek sikap tetap bisa diamati guru, walaupun tidak bisa lengkap. 

Instrumen pembelajaran daring yang bisa digunakan adalah Lembar Observasi Sikap Spiritual Pembelajaran Daring

3. Mengenal karakteristik moral-emosional

Karakteristik moral bisa berbentuk kesantunan, rasa hormat, disiplin, tanggung jawab, maupun keaktifan. 

Untuk mengetahui aspek-aspek tersebut bisa digunakan instrumen berupa Lembar Observasi Sikap Pembelajaran Daring.

4. Mengenal karakteristik latar belakang sosial-ekonomi

Kondisi sosial ekonomi peserta didik memang lebih sulit dikenali dalam pembelajaran daring. Namun dengan perhatian yang agak ekstra, guru akan memperoleh gambaran kondisi sosial-ekonomi peserta didik. Mengapa sulit? Sebab situasi sosial ekonomi peserta didik lebih bersifat individual dan lebih berifat pribadi.

Celah yang memungkinkan adalah kehadiran dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Sebab kecenderungan kehadiran yang rendah akan diikuti oleh tanggung jawab yang rendah juga. Apabila dalam partispasi peserta didik minimal, maka guru bisa masuk ke situasi tersebut. 

Langkah guru bisa memanggil peserta didik ke sekolah atau melakukan kunjungan rumah. Dua kondisi demikian bisa disebabkan dua hal. Pertama sikap "malas" yang kedua bisa disebabkan akibat kondisi sosial-ekonomi masyarakat.

Pengalaman penulis peserta didik dalam kondisi tersebut ditemukan tiga peserta didik yang mengalami masalah kondisi sosial-ekonomi keluarga. Walaupun sebagaian besar disebabkan karena sikap tanggung jawab yang belum maksimal. 

Kondisi demikian diketahui setelah diadakan pemanggilan peserta didik beikut orang tuanya ke sekolah.

Pembelajaran daring dalam kondisi apapun menuntut guru mampu menemukan celah untuk memberikan layanan pedagogik khususnya upaya guru mengenal karakteristik peserta didik baik intelektual (kognitif), sikap spiritual-sosial maupun kondisi sosial-ekonomi. 

Untuk kondisi sosial-ekonomi guru sebaiknya mempunyai "jaring pengaman" bersama teman-teman yang mau peduli, agar bisa memberikan solusi kendala sarana pembelajaran daring peserta didik. 

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun