Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Spirit Ramadan Masa Penjajahan Belanda

18 April 2021   09:52 Diperbarui: 18 April 2021   10:25 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima, Kegiatan Salat Idul Fitri

Salat ied yang merupakan puncak kegiatan Ramadan juga diatur oleh Pemerintah Belanda. Tempat maupun jamaah sangat dibatasi. Pelaksanaan salat Idul Fitri juga diatur, dibatasi dan diawasi Menurut Martina Safitry (https://nationalgeographic.grid.id/read/131727103/bagaimana-situasi-ramadhan-di-indonesia-saat-penjajahan-belanda?page=all) salat Iedul Fitri pertama kali dilaksanakan tahun 1929. Sejak tahun itu pemerintah kolonial mengizinkan kegiatan salat Iedul Fitri di tempat terbuka.

Sumber:kumparan.com
Sumber:kumparan.com
Untuk mempermudah pengawasan, tempat salat dipilihkan lapangan. Pertimbangannya agar pemerintah bisa memantau pergerakan masa sebelum, saat salat maupun setelah salat Idul Fitri. Belanda memang sangat sensitif dengan kerumunan masa yang dilakukan oleh umat Islam. Bagi umat Islam di pedesaan, kegiatan salat Iedul Fitri dilaksanakan di masjid kampung masing-masing. Jumlah jamaah salat Idul Fitri cenderung banyak. Sebab orang-orang yang tidak puasa juga ikut-ikutan salat Ied. Mereka juga merasa beragama Islam, sehingga merasa mempunyai hak merayakan juga. Dengan demikian dalam kondisi apapun yang terjadi pada zaman colonial, spirit Ramadan tetap berjalan sesuai dengan dinamika yang terjadi.

Atas saran Snouk Hurgronye kepada Pemerintah Belanda, umat Islam tidak dilarang menjalankan aktivitas ibadahnya (termasuk Haji). Dengan kata lain Islam yang bersifat ibadah boleh dijalankan, namun Islam yang berbau politik akan diberikan tindakan tegas. Semoga bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun