Mohon tunggu...
Cipta Wardaya
Cipta Wardaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu indah.. Indonesia itu hebat.. Indonesia itu keren.. Banggalah menjadi jati diri Indonesia, kawan\r\n!\r\nwww.soulofcipta.blogspot.com \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melumpuhkan Ideology Radikalisme

7 Mei 2011   03:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:59 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ancaman terorisme di Indonesia memang tidak main-main. Kini benih-benih terorisme itu semakin tumbuh subur bak jamur di musim penghujan. Para teroris nampaknya semakin cerdik dalam menebar benih-benih ideology radikalisme ke dalam fikiran masyarakat Indonesia. Target mereka tidak hanya orang tua, namun kebanyakan justru para generasi muda yang masih labil psikologisnya. Bahkan akhir-akhir ini terbongkar bahwa salah satu metode penanaman ideology radikalisme tersebut juga melalui semacam cuci otak.



Tidak berlebihan kiranya jika terorisme diartikan sebagai sebuah bencana moral bangsa. Karena akibat yang ditimbulkannya itu sangat kompleks. Tidak hanya memakan korban jiwa namun juga meninggalkan terror psikologis bagi masyarakat Indonesia. Terror secara psikologis ini biasanya akan betahan lama dan sulit dipulihkan. Masyarakat menjadi paranoid, selalu dihantui rasa takut, mudah berprasangka negative, dan terror psikologis lainnya. Jika tidak segera dihentikan hal ini justru akan menimbulkan rasa saling curiga di antara anggota masyarakat. Yang pada akhirnya bisa memecah belah bangsa ini.


Sudah saatnya kita sadari bersama bahwa terorisme dan ideology radikalisme merupakan bahaya laten bagi bangsa Indonesia. Ideology radikalisme merupakan ancaman serius yang patut kita waspadai selalu. Oleh karena itu upaya deradikalisasi harus terus digiatkan, tidak hanya digembor-gemborkan semata. Butuh sinergi dari seluruh elemen bangsa ini dalam melakukan deradikalisasi terorisme yang terjadi di tanah air. Target upaya deradikalisasi tersebut harus mencakup seluruh masyarakat Indonesia. Jangan hanya dilakukan terhadap para teroris semata. Sebab ideology radikalisme itu kini telah merasuki jiwa sebagian masyarakat kita.


Yang perlu menjadi catatan bersama adalah bahwa ideology radikalisme akan lebih mudah merasuki jiwa masyarakat yang labil. Kelabilan itu menunjukkan adanya kondisi sosial yang bermasalah dalam masyarakat tersebut. Entah karena adanya kesenjangan sosial, ketidakadilan, kemiskinan yang berkepanjangan, maupun frustasi sosial yang begitu kompleks. Untuk itu butuh sinergi bersama seluruh komponen bangsa ini dalam upaya melumpuhkan ideology radikalisme yang terus ditebarkan oleh para teroris. Mulai dari lingkup keluarga, masyarakat, lembaga Pemerintah, ormas-ormas agama, dan lembaga pendidikan harus bersatu padu melumpuhkan ideology radikalisme yang disebarkan oleh para teroris.


Yang pertama keluarga. Akhlak dan moralitas seorang anak sangat ditentukan oleh pendidikan informal yang ada dalam keluarganya. Maka dari itu setiap keluarga harus menanamkan pendidikan budi pekerti kepada anaknya sejak dini. Termasuk memberikan kesadaran tentang toleransi hidup. Yang kedua lingkungan masyarakat. Untuk melumpuhkan ideology radikalisme maka harus dibangun tata kehidupan masyarakat yang madani. Setiap anggota masyarakat harus lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini perlu dibangun keterbukaan, semangat persaudaraan, serta toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.


Yang ketiga peran tokoh agama. Ideology radikalisme yang berkembang akhir-akhir ini ditengarai juga karena adanya salah penafsiran terhadap ajaran agama tertentu. Maka dari itu tokoh-tokoh agama harus turut berperan aktif dalam memberikan penafsiran ajaran agama yang baik. Seperti menumbuhkan semangat perdamaian, budaya saling menghormati adanya perbedaan agama, cinta negara, dsb. Yang keempat peran lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan seperti sekolah dan kampus memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada para peserta didiknya. Termasuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme yang akhir-akhir ini semakin redup. Sekolah dan kampus harus terus mewaspadai adanya upaya penyusupan ideology radikalisme terhadap para peserta didiknya.



Yang terakhir Pemerintah dalam hal ini harus segera membasmi ideology radikalisme hingga sampai ke akar-akarnya. Pemerintah juga perlu mencari penyebab maraknya perkembangan ideology radikalisme di tanah air belakangan ini. Kemudian mencari solusi pemecahannya. Yang pasti Pemerintah harus segera memulihkan kondisi psikologis rakyat yang trauma akibat terroris. Mungkin rakyat awam tidak paham apa itu ideology radikalisme, mereka tidak paham apa itu politik, dan rakyat tidak akan bersu'udzon bahwa ini adalah pengalihan isu semata. Rakyat hanya inginkan adanya kedamaian, ketentraman, keadilan, dan kesejahteraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun