Mohon tunggu...
Cipta AndistyaJTM
Cipta AndistyaJTM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger

Mengkaji isu wisata

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Perhelatan Mega Event MotoGP bagi Pariwisata di Mandalika: Angin Segar atau Hanya Angin Lalu?

27 April 2022   15:13 Diperbarui: 27 April 2022   16:10 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Mega event olahraga seperti MotoGP di Mandalika yang diselenggarakan pada hari minggu tanggal 20 Maret tahun 2022 terbukti mempengaruhi banyak aspek untuk kota tuan rumah yaitu Mandalika. 

Menyelenggarakan acara semacam ini bisa meningkatkan citra global kota atau negara dan mempercepat pembangunan ekonomi, sosial budaya, dan politik. 

MotoGP di Mandalika berhasil menghasilkan kunjungan wisata yang membludak mengakibatkan multiplier effect di banyak sektor kehidupan yang bisa dikaji lebih lanjut. Artikel kali ini akan mengupas bagaimana pengaruh dan dampak adanya perhelatan MotoGp di Mandalika dalam aspek ekonomi, sosial budaya, dan politik. 

Dampak Ekonomi Sebagai Alasan Utama Perhelatan MotoGp

Menjadi salah satu alasan utama Indonesia berani menggelar MotoGp adalah efek ekonomi yang didapatkan. Pemerintah telah mengeluarkan dana sebesar hampir 3,5 triliun rupiah yang dibagi untuk pengembangan Pariwisata Indonesia atau PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan nilai total Rp 1,3 Triliun dan 1,8 triliun rupiah untuk pembangunan sarana dan prasarana di Mandalika serta dukungan nontunai berupa lahan. 

Keuntungan yang didapat atas terselenggaranya event ini adalah sebesar 500 miliar dan keuntungan nonfisik lainnya seperti  eksposur dan peningkatan citra politik.  

MotoGP 2022 berhasil meningkatkan lowongan kerja yang bersifat sementara sekitar 6.900 tenaga kerja. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno penyerapan tenaga kerja terjadi di enam sektor yaitu sektor konstruksi pembangunan jalan kawasan khusus, sektor UMKM Lombok, sektor transportasi logistik, sektor kuliner dan restoran, sektor akomodasi, dan sektor pariwisata dengan kegiatan eksplorasi keindahan alam, sosial, dan budaya. 

Kemudian efek multiplier dari kunjungan mesif yang terdiri dari 24 pembalap, lebih dari 600 kru, serta ribuan penonton ke Mandalika adalah peningkatan okupansi hotel diikuti peningkatan sektor logistik seperti restoran, toko, dan barang-barang domestik yang dibutuhkan untuk menunjang kunjungan masif di Mandalika. 

Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB, tingkat okupansi hotel berbintang lima di sejumlah kawasan di Lombok untuk tanggal 17-21 Maret 2022 mencapai 100% dibandingkan bulan biasanya yang hanya sekitar 30%. 

Bahkan, karena tidak cukup menampung kunjungan yang membludak terbukti beberapa akomodasi di NTB kekurangan kamar hotel hingga beberapa hotel menaikkan tarif menginap mencapai 2-3 kali lipat. Hal tersebut cukup memalukan, terutama melihat perkiraan ITDC yang ikut berperan dalam penjualan paket bundling  nonton MotoGP Mandalika yang kurang tepat. 

Terjadi pula peningkatan pajak untuk hotel, restoran, dan parkir yang membuat PAD Lombok Tengah meningkat tetapi juga berdampak atas kenaikan harga barang. Selain itu, dampak buruk secara ekonomi akibat adanya Moto GP Mandalika adalah harga tanah yang melonjak tajam hingga 10 kali lipat dari harga normal. 

Interaksi Sosial Budaya yang Perlu Disoroti

Dampak sosial dan budaya yang dialami juga cukup besar bagi Indonesia dan Mandalika sendiri, mengingat ia saat ini ada dalam proyek 10 bali baru. Mandalika berusaha menyaingi pamor Bali sebagai pariwisata kelas internasional dan sepertinya hal tersebut berhasil akibat adanya event MotoGP. 

Banyak hal menarik apabila ditinjau melalui aspek sosial budaya, mulai dari pamor para pembalap yang terlihat melokal saat berada di Mandalika seperti saat mereka naik motor, membeli pulsa, menikmati hidangan lokal, bercengkrama dengan masyarakat lokal, dan meniru gaya Mbak Rara sebagai pawang hujan hingga trending di sosial media merupakan beberapa hal kecil yang telah memperlihatkan bahwa adanya perhelatan MotoGP Mandalika mengakibatkan terjadinya peningkatan interaksi antar budaya, peningkatan minat dalam acara olahraga, dan pemberian insentif untuk pelestarian keindahan dan tradisi lokal seperti yang diberikan kepada ITDC atau Pemerintah Daerah Lombok Tengah untuk memfasilitasi acara budaya bagi para penonton MotoGP, dan penyediaan fasilitas stan untuk UMKM lokal menjual produknya kepada wisatawan. 

Walaupun begitu, tidak semua aktivitas sosial dan budaya yang dihasilkan baik. Terdapat cuitan netizen mengenai budaya buang sampah sembarangan usai menonton MotoGP menjadi trending dan merupakan budaya buruk penonton MotoGP yang memalukan. 

Pamor Politik yang Melejit Dibayar Dengan Demonstrasi dari Masyarakat

Dalam ranah politik perhelatan MotoGp Mandalika memiliki dua sisi tersendiri. Ia berhasil meningkatkan perhatian politik terutama pemerintah untuk mewujudkan struktur wisata yang baik di Mandalika, meningkatkan perhatian politik untuk berinvestasi. 

Mandalika mulai dilirik untuk dikembagkan menjadi destinasi wisata tingkat internasional, penyediaan akomodasi, aksesibilitas, amenitas yang berkembang lebih baik. Selain itu, diadakannya event ini telah meningkatkan citra para politisi nasional maupun lokal karena bisa menyelenggarakan mega event setelah lebih dari 25 tahun. 

Akan tetapi, lumrahnya efek baik suatu kebijakan politik pasti membawa kontra bagi masyarakat. Seperti terjadinya kemacetan sebelum dan sesudah diselenggarakannya MotoGP di Mandalika, suara bising, keramaian dan polusi udara yang dihasilkan berdampak buruk bagi warga sekitar. 

Selain itu terdapat polemik yang terjadi atas dibangunnya sirkuit Mandalika yang diduga tidak melibatkan peran masyarakat serta terjadinya sengketa tanah. Salah satu demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan pemuda karang taruna kecamatan Pujut Lombok Tengah, dengan membakar ban di depan sirkuit Mandalika Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

Aksi itu dilakuan sebagai bentuk protes kepada PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) maupun Mandalika Grand Prix Association (MGPA) yang dianggap tidak melibatkan pemuda setempat dalam hal pekerjaan ajang MotoGP Mandalika. 

Selain itu, mucncul isu pelanggaran HAM yang mengancam kesejahteraan warga lokal karena lahan mereka digunakan untuk pembangunan sirkuit dan sebagian dari mereka merasa belum mendapatkan balasan yang adil dari pemerintah. 

MotoGP Mandalika Awal Angin Segar bagi Pariwisata di Lombok Tengah

Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan MotoGP bisa diacungi jempol karena berhasil memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia, walaupun efek negatif yang ditimbulkan juga ada tetapi pemerintah bisa belajar dari hal tersebut. Ekspektasi pemerintah dan warga Indonesia cukup bisa dipenuhi karena MotoGP kali ini dianggap cukup memuaskan dan menghibur. 

Mandalika sudah terjun untuk menjadi destinasi wisata tingkat internasional setelah diselenggarakan MotoGP Mandalika dibuktikan dari keseriusan pemerintah membangun sarana dan prasarana dan membuat Mandalika untuk menjadi tuan rumah mega event sehingga meningkatkan eksposur Mandalika. 

Kunjungan wisata yang menurun saat pandemi bisa melonjak tajam akibat adanya MotoGP dan setelah diadakan mega event tersebut kunjungan semakin meningkat. Hal tersebut membawa angin segar bagi pariwisata di Mandalika. 

Sepertinya nama Mandalika sebagai tempat yang pernah menyelenggarakan MotoGP bukan hanya sekedar angin lalu. Memang, banyak tantangan dihadapi untuk mempertahankan pamor tersebut dan keberlangsungan wisata di Mandalika supaya bisa membawa angin segar setiap hari bagi seluruh masyarakat Mandalika. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun