Interaksi Sosial Budaya yang Perlu Disoroti
Dampak sosial dan budaya yang dialami juga cukup besar bagi Indonesia dan Mandalika sendiri, mengingat ia saat ini ada dalam proyek 10 bali baru. Mandalika berusaha menyaingi pamor Bali sebagai pariwisata kelas internasional dan sepertinya hal tersebut berhasil akibat adanya event MotoGP.Â
Banyak hal menarik apabila ditinjau melalui aspek sosial budaya, mulai dari pamor para pembalap yang terlihat melokal saat berada di Mandalika seperti saat mereka naik motor, membeli pulsa, menikmati hidangan lokal, bercengkrama dengan masyarakat lokal, dan meniru gaya Mbak Rara sebagai pawang hujan hingga trending di sosial media merupakan beberapa hal kecil yang telah memperlihatkan bahwa adanya perhelatan MotoGP Mandalika mengakibatkan terjadinya peningkatan interaksi antar budaya, peningkatan minat dalam acara olahraga, dan pemberian insentif untuk pelestarian keindahan dan tradisi lokal seperti yang diberikan kepada ITDC atau Pemerintah Daerah Lombok Tengah untuk memfasilitasi acara budaya bagi para penonton MotoGP, dan penyediaan fasilitas stan untuk UMKM lokal menjual produknya kepada wisatawan.Â
Walaupun begitu, tidak semua aktivitas sosial dan budaya yang dihasilkan baik. Terdapat cuitan netizen mengenai budaya buang sampah sembarangan usai menonton MotoGP menjadi trending dan merupakan budaya buruk penonton MotoGP yang memalukan.Â
Pamor Politik yang Melejit Dibayar Dengan Demonstrasi dari Masyarakat
Dalam ranah politik perhelatan MotoGp Mandalika memiliki dua sisi tersendiri. Ia berhasil meningkatkan perhatian politik terutama pemerintah untuk mewujudkan struktur wisata yang baik di Mandalika, meningkatkan perhatian politik untuk berinvestasi.Â
Mandalika mulai dilirik untuk dikembagkan menjadi destinasi wisata tingkat internasional, penyediaan akomodasi, aksesibilitas, amenitas yang berkembang lebih baik. Selain itu, diadakannya event ini telah meningkatkan citra para politisi nasional maupun lokal karena bisa menyelenggarakan mega event setelah lebih dari 25 tahun.Â
Akan tetapi, lumrahnya efek baik suatu kebijakan politik pasti membawa kontra bagi masyarakat. Seperti terjadinya kemacetan sebelum dan sesudah diselenggarakannya MotoGP di Mandalika, suara bising, keramaian dan polusi udara yang dihasilkan berdampak buruk bagi warga sekitar.Â
Selain itu terdapat polemik yang terjadi atas dibangunnya sirkuit Mandalika yang diduga tidak melibatkan peran masyarakat serta terjadinya sengketa tanah. Salah satu demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan pemuda karang taruna kecamatan Pujut Lombok Tengah, dengan membakar ban di depan sirkuit Mandalika Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).Â
Aksi itu dilakuan sebagai bentuk protes kepada PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) maupun Mandalika Grand Prix Association (MGPA) yang dianggap tidak melibatkan pemuda setempat dalam hal pekerjaan ajang MotoGP Mandalika.Â
Selain itu, mucncul isu pelanggaran HAM yang mengancam kesejahteraan warga lokal karena lahan mereka digunakan untuk pembangunan sirkuit dan sebagian dari mereka merasa belum mendapatkan balasan yang adil dari pemerintah.Â