Mohon tunggu...
Ahmad Syamil
Ahmad Syamil Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bekarja di Rumah Herbal menjadikan saya tau sedikit banya tentang dunia herbal, saya senang sekali bisa bekerja di rumah herbal karna kini saya tahu khasanah warisan para leluhur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Harus Icih????

12 Februari 2012   10:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1329043432146104410

“Icih, bapak menyuruhku menyusulmu.” Ia menyodorkan amplop.

Aku terperangah. Seberkas sinar menyelinap dalam hatiku yang sedari tadi gelap gulita. Ada secercah harapan. Dengan rasa penasaran yang dahsyat, aku buka amplop itu. Tangan bergetar. Hatiku dag dig dug tak karuan. Apa ini?

ICIH, MAAFKAN AKU. AKU TAHU PERASAANMU. AKU SANGAT MENGHARGAINYA. TAPI, AKU TIDAK MAU, KEJADIAN SEPULUH TAHUN TERULANG. KAMU TAHU? BU BAHRI ADALAH PEMBANTU KAMI DULU. AYAHKU SAKIT DAN MENINGGAL SETELAH TAHU AKU MENCINTAI DAN MENIKAHINYA.

SELAMAT TINGGAL, ICIH.

BAHRI.

Aku pingsan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun