Mohon tunggu...
Cinty Yosefine
Cinty Yosefine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Tarumanagara

Fall down seven stand up eight!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Packaging: Melindungi atau Menjual Produk?

30 Mei 2022   14:03 Diperbarui: 30 Mei 2022   14:22 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Kemasan Lemonilo rusak (Kompas.com) 26/01/22

Sederhananya, dapat menjadi salah satu alat komunikasi akan produk tersebut kepada konsumen karena kemasan harus menjadi penyampai pesan informatif meskipun secara tersirat dari produk tersebut. Istilah kerennya, "the silent salesman/girl." Hermawan Kertajaya (2019) menyebutkan sejak jaman berubah dan teknologi semakin maju, fungsi dari kemasan atau packaging juga ikut berubah. 

Jika dulu ada istilah "Packaging PROTECTS what it SELLS," sekarang ini dapat dikatakan menjadi "Packaging SELLS what it PROTECTS." Artinya, fungsi kemasan bukan hanya sebagai "selimut" yang dapat melindungi produk tersebut, melainkan juga agar dapat menjual produk tersebut (karena memiliki nilai jual).

Jika kalian menempatkan diri kalian sebagai produsen, kemasan menjadi salah satu bahan pertimbangan yang krusial dan penting. Seperti pengertiannya yang sudah dijabarkan sebelumnya, kemasan atau packaging menjadi penyampai pesan akan produk tersebut, sehingga kemasan dari sebuah produk harus memiliki ciri khas dan dapat mewakilkan citra dari merek atau brand produk tersebut (adanya identitas produk). 

Tanpa kemasan, tentunya suatu produk tidak bisa dijual. Selain itu, penampilan dari suatu kemasan atau packaging juga mendorong citra produk tersebut, misalnya karena kemasannya elegan dan mewah membuat merek atau brand produk tersebut membawa kesan "jika kalian pakai barang ini akan meningkatkan prestige kalian loh."

Terbersit tidak di benak kalian mengenai pertanyaan ini: Apa aja sih yang harus diperhatikan produsen jika ingin membuat kemasan atau packaging barang atau produk mereka? Bagaimana sih cara mereka tahu berhasil apa tidak kemasan atau packaging tersebut di pasaran? Apakah dengan kemasan seperti ini mereka yakin bahwa konsumen akan membelinya?

Sebelum mengeluarkan produk, salah satu hal yang pasti dilakukan produsen adalah penentuan kemasan atau packaging produk mereka. Penentuan bahan atau material, warna, desain, penempatan merek, label, bentuk kemasan produk dan bahkan pesan yang ingin disampaikan melalui kemasan tersebut. Seluruh hal detail seperti ini harus disesuaikan juga dengan konsep dari produk serta merek atau brand tersebut.

 Mengambil contoh, Kinder Joy. Siapa yang tidak tahu Kinder Joy? Coklat yang ikonik dengan bentuknya yang seperti telur dan didambakan oleh anak-anak ketika orang tua mengajak pergi ke mini market. 

Rengekan anak-anak terhadap coklat ikonik ini kadang bahkan membuat orang tua agak "enggan" membawa buah hatinya ke mini market, betul? Dengan konsep "joy," atau dengan kata lain "bahagia" yang dapat dikaitkan dengan kebahagiaan anak-anak ketika mereka mengonsumsi coklat ini. Oh tentu! Bukan hanya coklat yang dijual, namun terdapat mainan di dalam telur ini, sehingga membuat anak-anak jauh lebih antusias. 

Bahkan, uniknya, telur ini juga dilabeli "For Boys" dan "For Girls" sehingga anak-anak dapat mainan sesuai dengan gender mereka. Dilansir dari Bizongo.com, yang membedakan Kinder Joy dengan produk coklat lainnya adalah bentuk unik berbentuk telur dan sangat mudah digenggam oleh anak-anak.

Coklat Kinder Joy (iNews.id - 07/05/2022)
Coklat Kinder Joy (iNews.id - 07/05/2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun