Ketika seorang leader menunjukkan empati, anggota tim akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Ini akan menciptakan sinergi yang kuat dan membuat rencana-rencana berjalan maksimal dan menjadi lebih realistis. Seorang leader yang peduli dengan keadaan timnya akan lebih mampu mendorong kolaborasi yang efektif dan menciptakan solusi yang inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dengan demikian, empati bukan hanya sekadar sifat, tetapi merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin untuk menciptakan tim yang sukses dan kolaboratif.
Bagaimana seorang pemimpin dapat menunjukkan empatinya?
1. Mulai dari bertanya setiap hari mengenai progress tim; perkembangan dan hambatannya.
2. Mengobservasi atau mengamati anggota tim dan mengenal lebih detail tentang karakter masing-masing anggota, agar bisa lebih peka untuk mendeteksi apabila ada perubahan tingkah laku anggota. Misal, seorang anggota yang awalnya ceria mendadak gelisah sepanjang hari.
3. Berdiskusi dengan tim dan terbuka pada kritik dan saran.
Menjadi pemimpin tentu membawa banyak tuntutan untuk menjadi "pemimpin yang baik." Meskipun tidak ada pemimpin yang sempurna, kita bisa berupaya perlahan untuk mewujudkan kepemimpinan yang baik. Salah satu aspek penting dalam hal ini adalah menjadikan empati sebagai bagian dari kepemimpinan.
Sebagai penutup, menjadi seorang pemimpin memang bukanlah tugas yang mudah. Namun, rasa empati bukan sekadar pilihan; ia adalah keharusan. Empati akan membantu menyatukan tim menuju visi yang sama dan memperkuat pengertian di antara anggota tim.
Jika belum pernah mendapatkan pemimpin yang berempati, maka jadilah salah satunya agar orang lain akan mendapatkan peran dan role model-nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H