Mohon tunggu...
Tri Maryani
Tri Maryani Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang wanita yang sangat gandrung pada dunia tulis menulis di dunia maya dan dunia nyata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat

3 Desember 2011   19:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam memahami pandangan masyarakat terhadap persolan disabilitas, kita bisa meneliti dengan tatapan mata sesuai dengan yang biasanya terjadi di masyarakat. Ada beragam pandangan yang mewarnai kehidupan, baik yang bersifat negatif maupun positif. Kelompok masyarakt yang memandang disabilitas dengan cara positif punya alasan seperti terangkum dalam artikel saya yang berjudul Disabilitas dan Pandangan Masyarakat. Sementara untuk sebagian masyarakat yang belum begitu peduli dengan masalah disabilitas atau cenderung mengabaikan masalah ini, telah menjadi bahan diskusi dari waktu ke waktu. Tulisan sederhana ini tidak akan mempermasalahkan perdebatan seputar penting tidaknya memaksa masyarakat agar punya pandangan positif kepada orang cacat, tetapi melalui ajang berbagi ini, ada beberapa pesan penting yang masih menjadi ganjalan penulis untuk disampaikan ke orang lain lewat dunia maya.

Disabilitas, mungkin telah menjadi istilah lama yang ada di dunia, tetapi sebagaimana kita ketahui, kemungkinan besaristilah ini masih kalah populer dengan frasa orang cacat atau difabel. Memasyarakatkan kata tersebut ke dalam sebuah komunitas memang membutuhkan promosi, atau kalau dalam bahasa bisnis disebut dengan iklan. Mengapa kata disabilitas sangat penting untuk dikomunikasikan kepada masyarakat di seluruh Indonesia ? Ada beragam alasan pentingnya membumikan kata disabilitas  seperti terinci dengan uraian singkat berikut inim :

Pertama, belum semua masyarakat mempunyai pandangan wajar ketika menilai penyandang disabilitas. Mereka lebih mengenal susunan kalimat yang mengandung frasa orang cacat, orang yang tak sempurna fisiknya, dan ungkapan lain yang sejenis. Padahal kita sebagai bangsa yang besar juga bisa menata ulang sebuah ungkapan dengan memberikan redaksi kata yang lebih halus dan terdengar tidak menyakitkan telinga kelompok disabilitas. Kedua, adanya istilah baru untuk lebih menghormati kelompok disabilitas berpotensi membawa perubahan pandangan masyarakat  menjadi lebih baik. Pandangan atau tindakan yang kita tempuh harus diyakini sangat dipengaruhi oleh seberapa baik kita memakai bahasa, bahkan ada satu istilah jika bahasa bisa menunjukkan seberapa tinggim pribadi suatu bangsa. Ketiga, Disabilitas dan Pandangan Masyarakat memang nampak terpisah, tetapi ketika masyarakat kita memahami makna yang terkandung di dalamnya, maka peluang untuk menciptakan kehidupan yang lebih menghargai satu sama lain akan tercipta lebih tertarget.

Dengan tekad untuk memasyarakatkan kata disabilitas sebagai pengganti frasa orang cacat, mari jadikan semua itu agar benar benar menjadi mutiara baru yang meningkatkan harga diri kelompok disabilitas. Penghargaan kita dan keyakinan baru yang kita berikan bahwa mereka adalah manusia yang penuh potensi, akan menimbulkan semangat baru untuk berkarya dan menciptakan kehidupan lebih bahagia. Salam dan doa untuk kita semua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun