Cattoni juga melihat  makna kebaya turut dirasakanoleh orang luar (Australia) dan menjadikan kebaya sebagai artefak budaya yang hidup dan berkembang hingga saat ini.
Indonesianis lainnya yaitu Nordholt (2008) menyatakan bahwa pakaian menjadi representasi sosial dan kebudayaan, dimana hal tersebut dapat mengekspresikan suatu identitas seseorang (Trismaya, 2018).Â
Beliau juga melihat pakaian sebagai asal-usul seorang perempuan, terutama bagi perempuan Jawa untuk melihat perbedaan kelas dan status. Perbedaan kelas tersebut dapat dilihat dari bahan kebaya dan kain bawahan, dimana ada kelas rakyat dan priyayi.Â
Tidak sampai pada kelas di masyarakat pribumi, antara perempuan Belanda dan pribumi juga memiliki perbedaan baik dari model dan warna. Belanda berwarna putih dan berenda, dengan kain motif batik yang dipengaruhi budaya Eropa, sedangkan kebaya perempuan pribumi berwarna-warni, tidak berenda, dan kain batik tradisional. Nordholt berpendapat bahwa kebaya menjadi media perlawanan wanita terhadap simbol kolonial dan pascakolonial bagi bangsa Indonesia.
Kebanggan itu tidak hanya cukup di status dan di mulut saja, tetapi bagaimana kita memaknai kebaya tidak lagi sekedar pakaian yang digunakan setahun sekali untuk memperingati Hari Kartini atau hari lainnya. Melainkan, kita perlu mengingat bahwa kebaya menjadi bentuk identitas diri kita sebagai perempuan yang sudah diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini.Â
Sudah sepatutnya kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi wanita yang dapat maju dan berkembang. Selain itu, pandangan indonesianis terkait perbedaan kelas sosial yang ditentukan oleh kebaya faktanya sudah tidak relevan lagi saat ini karena kebaya tidak lagi menjadi pakaian utama masyarakat di Indonesia.Â
Sehingga dapat disimpulkan bahwa eksistensi kebaya masih dapat dijaga hingga saat ini, tetapi penting untuk mengingat kembali makna dan nilai dibalik menggunakan kebaya
Referensi:
Arybowo, S. (2010). Kajian budaya dalam perspektif filosofi. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 12 (02). Diakses dari https://kuliah.uajy.ac.id/pluginfile.php/498814/mod_resource/content/1/Arybowo%20-%20Kajian%20Budaya.pdf
Cattoni, V. Through the Kebaya: A Cross-cultural project Indonesia and Australia. Charles Darwin University (Australia) https://researchers.cdu.edu.au/files/26179766/Thesis_CDU_6443_Cattoni_V.pdf