Mulai dari berdiri, duduk, jongkok, hingga berbaring! Paraga pun dimainkan dalam berbagai formasi. Salah satunya, formasi menara yang terbentuk dari tumpukan para pemain yang berdiri di atas bahu pemain lainnya hingga berbentuk seperti menara. Bola paraga juga berbeda dengan bola rotan yang kerap digunakan untuk sepak takraw. Satu bola paraga utuh memiliki tiga lapis anyaman rotan. Satu lapis anyaman membutuhkan waktu pembuatan sekitar 45 menit.
Jadi, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menganyam satu bola paraga. Kebanyakan pemain paraga bisa membuat sendiri bola paraga. Jadi, jika ada bagian bola yang rusak, mereka bisa memperbaikinya. Usai dibuat, bola paraga pun memerlukan perlakuan khusus sebelum dimainkan. Konon, bola paraga diberi mantra khusus oleh guru atau pemain senior paraga, agar keselamatan dan kekompakan para pemain tetap terjaga saat memainkan paraga.
- Dimensi Sosiologi dari Permainan PARAGA :
- Dalam Masyarakat
Meski sudah berusia ratusan tahun, semangat masyarakat setempat untuk melestarikan paraga masih dapat terlihat, dengan generasi tua dan muda yang bermain bersama. Paraga memang mengandung nilai-nilai tradisional Bugis dan Makassar yang telah ada sejak zaman kerajaan terdahulu. Meski dalam sejarahnya, paraga terus beralih fungsi, diawali dari kegiatan kerajaan yang berkembang menjadi permainan tradisional, kini paraga dirayakan sebagai salah satu atraksi yang turut mewarnai ragam budaya di Indonesia.
- Dalam Ekonomi
Bukan sekadar apresiasi, setiap festival seni budaya diharapkan memberikan keuntungan nyata bagi masyarakat di sekililingnya. Agar masyarakat ikut merasakan geliat aktivitas seni budaya itu sendiri. Setiap kegiatan seni dan budaya yang digelar oleh kabupaten kota di seluruh Jawa Timur, diharapkan memberikan tidak hanya apresiasi semata dari pengunjungnya tetapi juga memberikan keuntungan nyata dalam bentuk meningkatnya perekonomian masyarakat. - Pengembangan Wisata
Dengan memperkenalkan budaya masyarakat Sulawesi selatan, khususnya masyarakat suku Bugis Makassar, bahwa di Sulawesi selatan terdapat warisan budaya yang dimaiankan turun-temurun oleh masyarakat Sulawesi selatan yang kini dijadikan sebagai permainan olahrga tradisional dan dipertunjukan untuk mengisi acara-acara kebudayaan, adat pernikahan, bahkan dipertandingkan di berbagai festival budaya di provinsi Sulawesi selatan itu akan sangat menambah daya tarik para wisatawan serta menjadi pengembangan wisata. - Dalam Norma, Suku dan Ras
Salah satu hal menarik dari paraga sebagai atraksi yang mengundang penonton terdapat di sejumlah formasi yang para pemain bentuk. Ada beberapa jenis formasi 'menara', di mana para pemain saling mengangkat atau (appanca) dalam bahasa setempat. Susunan formasi menara dapat terdiri dari 6 orang, dan orang yang berada di puncak formasilah yang mengendalikan bola raga dengan tangkasnya. Formasi menara ini dipercaya mencerminkan nilai gotong-royong dalam budaya Bugis -- Makassar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H