Mohon tunggu...
Jingga Rangkat
Jingga Rangkat Mohon Tunggu... -

Aku tetap aku tak peduli siapa Kamu..... \r\n\r\nkeraguanku bukanlah sebuah kebingungan. keraguanku untuk membuka sebuah kemungkinan!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memangnya Kenapa Jika Aku Jomblo?

11 Januari 2016   10:08 Diperbarui: 11 Januari 2016   10:17 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  

Memang kenapa jika aku jomblo??

Kau yang asyik mainkan sindiran nyinyir

Bahwa  aku Jones tak laku-laku

Pernahkah kau berpikir, malamku sudah sepi ??

Pernahkah kau berpikir dalam malamku 

Aku bersujud dengan airmataku meminta tanda dariNya

Lelaki pilihanNya untuk menjadi imamku

Salahkah jika aku menunggu yang terbaik dari buah jawabNya??

 

Aaah, kau hanya berteriak untuk puaskan egomu!

Melihat semua kurangku sebagai santapan terlezat malammu yang selalu lapar.

Dimana nuranimu??

Saat kau hangat dalam pelukan lelakimu

Aku sedang tertunduk sepi di pojok ruang malam.

bagiku itu masih menanti sebuah jawab dari doaku pada Sang Maha.

 

Bagaimana dengan sahabatku yang dengan sadar memilih jalan itu??

Kau sibuk mencibir sepaket kemandirian yang dia pilih

Pernahkah kau berpikir, dia lebih bahagia dengan pilihannya daripada engkau kaum pencibir yang terus menerus menahan luka dan kecewa atas kekasihmu.  

Pernahkah kau berpikir dia sedang menghormati kehidupan dengan caranya?? 

Pernahkah kau berpikir dia mahluk yang Tuhan beri kekuatan lebih untuk membalut lukanya sendiri?? 

 

Kau hanya meraut lukamu pada tubuh kami

Kau hanya memahat kecewamu pada jiwa kami

Kau hanya menutup perihnya hidupmu dengan meludah pada kami.

Sadarlah, kita punya luka masing-masing

Mengapa kita tak saling membalut luka?

Mengapa kita tak mengisi waktu untuk saling menguatkan

Bahwa dibalik semua mimpi ada kehendak Sang Maha yang harus kita lewati dengan satu kata Ikhlas tanpa saling mencela.

 

Lukamu bukan untukku sayangku

Mari kita saling bebat

Tak lagi saling hujat. 

 

 

Note : gambar dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun