Melihat semua kurangku sebagai santapan terlezat malammu yang selalu lapar.
Dimana nuranimu??
Saat kau hangat dalam pelukan lelakimu
Aku sedang tertunduk sepi di pojok ruang malam.
bagiku itu masih menanti sebuah jawab dari doaku pada Sang Maha.
Â
Bagaimana dengan sahabatku yang dengan sadar memilih jalan itu??
Kau sibuk mencibir sepaket kemandirian yang dia pilih
Pernahkah kau berpikir, dia lebih bahagia dengan pilihannya daripada engkau kaum pencibir yang terus menerus menahan luka dan kecewa atas kekasihmu. Â
Pernahkah kau berpikir dia sedang menghormati kehidupan dengan caranya??Â
Pernahkah kau berpikir dia mahluk yang Tuhan beri kekuatan lebih untuk membalut lukanya sendiri??Â