Puji mommy saat aku selesai berhias dengan Gaun magenta panjang dan hand bouquet di tanganku. Aku tersenyum manja padanya.
"Harus dong! anak mommy harus bisa secantik mommy"
"Jingga, cepat masuk ke mobil pengantin, kamu ikut disana karena kamu yang bawa bunganya"
"Yup! mom... "
Aku melangkah cepat masuk dalam mobil pengantin Auntie dan Lala. Mereka pasangan yang sempurna, Malam ini auntie mengenakan Gaun pengantin modern yang elegant.
Aku duduk didepan dengan hati yang tak tahu lagi bagaimana rasanya. Canda mesra auntie dan lala menjadi musik paling menyayat buatku. "Kuatkan aku Tuhan... setidaknya sampai aku menghantar pasangan ini ke pelaminan "Â hanya kalimat itu yang ribuan kali aku ucapkan dalam hatiku.
Wedding song dilantunkan. Saat kami sudah ada diujung hall pesta.
"Gusti, jangan biarkan air mata ku turun sekarang, kuatkan aku... mujizat bagi ku kalau aku mampu melangkah didepan mereka sampai ke pelaminan tanpa air mata... duhh Gusti.... berikan mujizatmu"
Kaki ku gemetar... senyumku getir... aku melangkah sekuatku. Bisa Jingga! kamu pasti bisa! tinggal sedikit lagi... sedikit lagi tugasmu selesai... ucapku dalam hati dalam setiap langkahku. sampai semua selesai.
Saat mereka sudah di pelaminan... Aku sudah tak mampu menahan perihku. Tak peduli dengan apapun. aku meninggalkan tempat pesta. Aku tak akan sanggup hidup di desa ini lagi. Tak akan! aku bisa gila! yang aku pikir hanya Bang Ande! aku harus ke bang Ande. Di sana aku bisa menenangkan diri atau mungkin memulai kehidupan baru. Di bandara setelah mendapat tiket pesawat aku segera hubungi bang Ande.
"Hallo... ada apa jingga?"