Ini bukan puisi tandingan winda dan saya..tapi jujur terinspirasi akan hal tersebut, saya jadi ingat pernah terjadi dialog manis antara saya dan mas yusep Hendarsyah ketika dia memberi tangapan atas puisi saya Sore di Coffe Eva.Hal ini menjawab tantangan winda pula atas mas YH untuk bikin puisi kolaborasi....ehm...met nikmati yaaa...
[caption id="attachment_132407" align="aligncenter" width="342" caption="dok.pribadi"][/caption]
Ketika sebuah mimpi telah porak poranda
ketika jiwa tak lagi percaya bahkan hati tak mampu bicara
betapa kurindu pada tajam tatap matamu yang buatku tersipu
meski misteri buatku (cinta)
Doa terindah yang pernah kudengar malam ini
tersungging dari bibir merekahmu
seolah-olah Siti Hawa bersandar didadaku dalam peranku sebagai adam
aku gundah , aku resah , aku enggan terjaga pagi ini ( Y H )
dalam gundah dan resahmu
sungguh ada aku disitu
bersandar dengan dada penuh debar
menanti sebuah khabar ,ketika tiba Sang fajar ( cinta )
Sang fajar begitu mempesona
merah jingganya disebarkan embun yang merata
berikan aku tanganmu,akan kugenggam erat tak lepas
agar kutahu kau tetap disisiku pagi nanti ( YH )
dan akupun terlelap oleh mimpi dalam genggam sang pujangga
yang bisikkan dongeng indah
tentang pagi yang penuh pelangi ( cinta )
akan kuceritakan dongeng arkad manusia terkaya di Babylon
Akan kuceritakan beribu pelangi yang tak pernah kau lihat sebelumnya
akan kuceritakan menjelang tidur indahmu
dengan caraku yang unik seunik Tuhan menciptakanmu ( YH )
Dan akupun menunggu dalam resah tidurku
semua dongeng indahmu ( cinta )
suatu hari di 02032010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H