Harus diingat bahwa masyarakat Indonesia sekarang sangat kritis. Begitu ada indikasi penipuan dalam sebuah layanan, baik itu kesehatan maupun layanan jasa lainnya, masyarakat pasti langsung bereaksi dengan tidak akan mendatangi atau menggunakan jasanya. Menurut saya, masalah Jeng Ana ini sengaja dibikin rumit, karena arahnya adalah untuk mendiskreditkan para pelaku pengobatan tradisional. Masalahnya harusnya reda, ketika secara pribadi, Jeng Ana, melalui media TV swasta yang sama, mengucapkan permintaan maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Mungkin Jeng Ana 'offiside', karena menyinggung hal-hal yang sifatnya medis, namun ketika yang bersangkutan sudah menyadari dan kemudian meminta maaf, harusnya itu bisa menjadi pereda atas isu yang terus berkembang.
Namun, oleh sejumlah pihak, isunya justeru terus 'digoreng' dengan masih melibatkan akun-kaun penyebar gosip yang followernya mencapai jutaan dan terus memojokkan dunia pengobatan tradisional.
Sangat disayangkan, jika pengobatan tradisional dan modern yang seharusnya bisa bersanding, bahu membahu dan saling melengkapi, justeru sekarang dikondisikan untuk berhadapan, bermusuhan dan  menjatuhkan. Untuk itu perlu adanya sebuah dialog yang melibatkan praktisi-praktisi, para pemangku kebijakan dan pelaku layanan kesehatan agar persoalan ini segera selesai.
DIMANA PERAN ASPETRI?
Dalam sejumlah kasus yang melibatkan pengobatan tradisional, termasuk Jeng Ana, sangat disayangkan minimnya peran ASPETRI (Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia). Sebagai organisasi resmi yang membawahi ratusan, bahkan ribuan pengobat tradisional, seharusnya ASPETRI mengambil peran, khususnya dalam meredakan setiap persoalan yang melibatkan anggotanya dan para profesional medis.
Kalau kita melihat visi dan misi dari ASPETRI, seharusnya organisasi menjadi wadah yang bisa melindungi dan mengembangkan pengobatan tradisional, sehingga mampu bersanding dan menjadi mitra yang saling melengkapi dalam dunia pengobatan medis.
Namun, dalam sejumlah kasus yang melibatkan pengobatan tradisional, saya justeru tidak melihat peran dari ASPETRI. Dalam sejumlah kasus yang baca, ASPETRI justeru terkesan cucu tangan dan menjadi pihak yang tidak mau disalahkan, serta membiarkan para anggota menyelesaikan persoalannya sendiri. Padahal, sebagai sebuah organisasi profesi, sudah seharusnya ASPETRI menjadi fasilitator, negosiator dan mediator atas semua persoalan yang dialami anggotanya.
Apalagi misi utama ASPETRI adalah menghimpun, memperbaiki, dan meningkatkan kompetensi anggota pengobat tradisional ramuan Indonesia secara terus menerus, dalam rangka pelayanan pengobatan tradisional Indonesia dengan orientasi pada pengobatan yang aman untuk kepentingan pasien. Jadi sudah menjadi tanggung jawab ASPETRI untuk terus meningkatkan mutu pengobatan tradisional Indonesia.
Kita tunggu peran ASPETRI dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang membelit pengobatan tradisional, termasuk meyakinkan ke masyarakat bahwa pengobatan tradisional adalah sebuah pilihan yang tepat, tanpa harus menepikan peran dan fungsi pengobatan modern. (***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H