Mohon tunggu...
Cindy Talenta
Cindy Talenta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Bioteknologi

Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Teknik Pengendalian Vektor Malaria di Provinsi Riau

12 Juli 2020   10:39 Diperbarui: 12 Juli 2020   10:37 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2005 turun menjadi 12,86% dan naik lagi menjadi 17,47 % pada tahun 2007 (tahun 2004 dan 2006, tidak ditemukan catatan data kesakitan malaria). Adapun Kabupaten/ kota yang memerlukan perhatian lebih terkait hal ini ialah Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kuantan Singingi, Pelalawan dan Siak Sri Indrapuradikarenakan nilai API sudah di atas 0,5%.

Insiden Malaria tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor risiko penularan. Perilaku masyarakat (Individu) menjadi salah satu faktor risiko penularan malaria. Dalam hal ini tindakan seperti kebiasaan menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk bakar maupun oles di katakana memberikan dampak yang besar. 

Dalam beberapa penelitian hubungan perilaku masyarakat dengan faktor risiko penularan malaria memperlihatkan hubungan yang signifikan. Masyarakat yang tidak menggunakan kelambu, obat nyamuk bakar/ oles akan berpeluang tertular malaria. Selain itu juga, rendahnya pengetahuan akan malaria secara spesifik dan faktor risiko penularan malaria. 

Selain itu juga dapat di tinjau dari keadaan lingkungan sekitar masyarakat. Dalam hal ini berbicara tentang breeding place, resting place. Dimana lokasi sekitar yang berpotensi menjadi tempat perkembang biakan vector dari malaria yaitu nyamuk. Genangan air, sampah sampah kaleng, rumah disekitaran sawah atau sungai, di sekitar perkebuanan.

Upaya pengendalian maupun pencegahan pada dasarnya telah di upayakan baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam penelitian Setyaningsih, 2017 menyebutkan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yakni, Bengkalis telah mendapat sertifikast eliminasi malaria Bersama beberapa kabupaten di Indonesia lainnya. 

Dalam hal ini perlu usaha mempertahankan strategi pengendalian yang lebih baik. Baik secara Fisik, Kimiawi, dan biologi. Fisik, dengan gotong royong membersihakn lingkungan sekitar atas sampah sampah barang bekas yang menumbuk, menegaskan aturan 3M di masyarakat dan menghindari adayang usaha yang menyebabkan genangan air berlebihan. Kimiawi, dengan menggunakan abate. 

Secara Biologis, dengan menanam tanaman biolarvasida seperti, sereh, lavender, garnium dan lainnya di sekitar pekarang rumah. Edukasi terkait penyakit malaria secara menyeluruh juga perlu, membantu mengedukasi masyarakat bagaimana harus bersama sama mencegah penularan malaria. 

Adapun upaya pencegahan yang dapat di lakukan ialah menerapkan metode surveilans. Secara global, surveilans vektor malaria menjadi strategi utama di semua negara yang rentan dan reseptif terhadap malaria, termasuk negara yang telah mengalami eliminasi namun rentan terjadi penularan kembali.

Perlu kiranya usaha baik dari pemerintah setempat Provinsi Riau juga segenap masyarakat Provinsi Riau untuk bersama sama memahamai faktor risiko penularan penyakit malaria yang sebgaiamana telah terlampir, agar Provinsi Riau dapat meningkatkan upaya pencegahan penyakit malaria dan mengurangi kasus penyakit malaria di Provinsi Riau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun