Akhir-akhir ini dunia pendidikan di Indonesia dihebohkan dengan adanya pernyataan seorang Gubernur di Nusa Tenggara Timur yang mewajibkan bagi siswa siswi untuk masuk sekolah jam 5 pagi. Pernyataan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ini sontak membuat warga Indonesia khususnya warga NTT menuai pro dan kontra. Pernyataan tersebut viral karena pernyataan atau intruksi Viktor diadalam rapat kerja terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 43 detik.Â
Dalam video tersebut Viktor Gubernur NTT mengintruksikan bawasannya agar siswa siswti khususnya tingkat SMA dan Sederajat bisa memajukan jam masuk sekolah dari awalnya jam 7 pagi menjadi 5 pagi. Tentu intruksi tersebut sempat membuat perdebatan di rapat tersebut. Akan tetapi, Viktor tetap mengintruksikan agar  siswa  SMA dan sederajatnya masuk jam 5 pagi.
Akhirnya, Dua SMA di Kupang sudah membuat tetapan seperti apa yang dihimbaukan oleh Viktor yaitu masuk jam 5 pagi. Banyak dari siswa siswi mereka yang pada pukul 9 pagi tertidur di ruang kelas, tidak semangat, dan lesu. Tidak berhenti disitu saja, pernyataan Gubernur NTT Viktor ini menuai pro kontra dari dunia maya khususnya yang peka akan pendidikan. Kalau kamu sendiri mau di Tim Kontra atau Tim Pro nih?
Tim Pro atau Sisi Positif Masuk jam 5 pagi
1. Melatih anak untuk bangun pagi
Disaat kebijakan sekolah untuk wajib berangkat pukul 5 pagi tentunya peserta didik akan bangun lebih awal karena untuk mempersiapkan berangkat sekolah. Masuk jam 5 pagi membuat anak bisa bangun jam 4 pagi atau bahkan kurang dari jam 4 karena estimasi waktu perjalanan ke sekolah.Â
2. Melatih anak untuk tidur lebih awal
Difaktori oleh masuk jam 5 pagi dan harus bangun lebih awal. Maka, peserta didik akan tidur di awal waktu agar nantinya tidak terlambat. Masa SMA menurut Viktor, Gubernur NTT "peserta didik tidur pukul 22.00 dan bangun pada pukul 04.00 sudah cukup memenuhi standar tidur karena sudah 6 jam". Tidak begadang tidak jelas juga menjadi salah satu sisi positif masuk sekolah jam 5 pagi.
3. Mengasah Kedisiplinan
Disiplin menjadi tolak ukur utama untuk tim pro kali ini. Jelas dengan adanya kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi, siswa akan lebih disiplin untuk jam tidur, bangun tidur, memanagement waktu sebaik mungkin, dan disiplin kepada diri sendiri.Â
4. Mengatas Etos Kerja
Masuk jam 5 pagi membuat siswa disiplin. Etos kerjanya pun juga semakin meningkat karena kedisiplinannya. Karena merasa waktu yang dimilki berkurang, siswa akan secara mandiri dan disiplin meningkatkan etos kerjanya. Bisa dengan cara belajar yang bersungguh - sungguh dengan memanfaatkan waktu yang ada.Â
5. Mendapat Sarana Fasilitas Angkutan Umum
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi menyatakan pemerintah daerah akan memfasilitasi sejumlah sarana angkutan umum untuk peserta didik yang masuk jam 5 pagi. Tujuannya agar orang tua siswa tidak merasa terbebani di masalah mengantar atau menjemput. Sarana yang diterjunkan ke lapangan adalah berupa bus-bus sekolah yang nantinya akan berhenti di titik penjemputan.Â
Nah itu beberapa dari tim Pro. Tentu pendapat gubernur NTT ini ada juga yang Kontra, Yuk simak lagi!
Tim Kontra atau Sisi Negatif masuk sekolah jam 5 pagi
1. Membahayakan Tumbuh Kembang Siswa
Adanya kebijakan ini tentunya membuat psikis siswa juga terganggu. Dipaksa bangun pagi, harus fokus terhadap mata pelajaran di jam yang terlalu pagi, dan nantinya membuat siswa dipaksa untuk tetap fokus di jam siang atau sore hari. Hal-hal tersebut jelas menganggu tumbuh kembang siswa.
2. Memunculkan Emosi negatif
Siswa yang masuk jam 5 pagi akan merasa terburu-buru dikhawatirkan siswa jadi tidak sempat sarapan atau sarapan tapi kurang berkualitas sehingga mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah. Dari hal tersebut jelas memfaktori siswa untuk gampang memunculkan emosinya.
3. Keamanan siswa menjadi rawan
Tentunya siswa akan berangkat ke sekolah sebelum pukul 5 pagi yang artinya suasana pagi hari masih gelap. Walaupun sudah ada bus yang disediakan untuk transportasi tetapi tetap saja siswa perlu ke tempat titik penjemputan. Keadaan yang masih pagi dan gelap menjadi rawan untuk siswa. Bisa saja hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Hati-hati ya gengs!
Terlepas dari Tim Pro atau Kontra kebijakan ini masih menjadi salah satu keputusan sepihak. Sekjen FSGI Heru Purnomo juga meminta untuk pemerintah provinsi NTT mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut.Â
Melihat dan mempertimbangkan dari sisi pihak orang tua, siswa, dan yang terpenting adalah pengajar. Dikuatkan kembali dengan pendapat Kemendikbudristek yang menegaskan harus mempertimbangkan kebijakan tersebut. Kemedikbudristek juga berjanji akan selalu melindungi hak siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman.Â
Nah, kalau kamu mau di Tim Pro atau Kontra nih gengss???
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H