Mohon tunggu...
Cindy K F
Cindy K F Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Universitas Jember FKIP Pendidikan Sejarah

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bandung Lautan Api: Perjuangan Mempertahakan Kemerdekaan Indonesia

2 Mei 2024   19:27 Diperbarui: 2 Mei 2024   19:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Kilas Bandung News

Peristiwa Kemerdekaan menjadi tonggak penting bangsa Indonesia, karena dengan proklamasi tersebut bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan dirinya sehingga sejajar dan diakui dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Perjuangan yang dilakukan Bangsa Indonesia untuk menolak dominasi dan kekuasaan asing di wilayah Nusantara terjadi sepanjang lebih dari tiga abad, konflik berdarah antara penguasa lokal Nusantara dengan pihak asing yang memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan kekayaan alam dan tenaga kerja bangsa Indonesia. 

Konflik berdarah terjadi di seluruh Nusantara semenjak kedatangan Barat, mulai dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. Semua peristiwa yang terjadi itu menunjukkan perjuangan dan upaya bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan upaya untuk menempatkan dirinya sejajar dengan bangsa lain.

Pada akhirnya Kemerdekaan Indonesia dapat di proklamirkan pada 17 Agustus 1945, pada tanggal tersebut Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya secara formal, baik di wilayah Nusantara maupun di seluruh dunia. Tata hukum kolonial yang berlaku di Indonesia telah tergantikan oleh tata hukum Indonesia yang lebih bersifat Nasional. 

Dalam kenyataannya Proklamasi Kemerdekaan merupakan akhir dari perjuangan Bangsa Indonesia, akan tetapi juga menjadi awal atau permulaan untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru saja merdeka. Tidak bisa dipungkiri, meskipun Kemerdekaan telah terjadi pihak sekutu tetap ada yang ingin merebut kembali Negara yang kaya akan rempah-rempah ini. 

Berbagai upaya dilakukan oleh sekutu agar dapat mengusai kembali Negara Indonesia, tetapi Bangsa Indonesia telah bertekad untuk bersatu dan menjaga Keutuhan NKRI. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai pertempuran yang terjadi pasca Kemedekaan Indonesia, salah satunya adalah Pertempuran "Bandung Lautan Api". Sebuah peristiwa heorik yang dialami oleh masyarakat Bandung dalam menjaga Kemerdekaan Indonesia.

Pasukan Jepang datang ke Indonesia dengan melakukan propaganda akan membebaskan Bangsa Indonesia dari pihak Belanda. Berbagai propaganda yang dilakukan oleh Jepang membangun rasa kebangsaan masyarakat Indonesia yang tumbuh dan semakin kuat. Pendudukan Jepan g di Indonesia merupakan salah satu rangkaian taktik poliyik imperialismenya di Asia Tenggara. 

Pihak Jepang sangat pintar dalam menarik perhatian rakyat Indonesia, mereka mengizinkan masyarakat Indonesia untuk mengibarkan Bendera Merah Putih, menggunakan Bahasa Indonesia dan mengizinkan untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Namun, hal baik yang dilakukan Jepang itu tak berlangsung lama karena selanjutnya kekejaman mulai dirasakan oleh masyarakat Indonesia, banyak tindakan dari Jepang yang menguras harta dan tenaga para rakyat Indonesia yang menimbulkan permasalahan baru seperti kelaparan dan kematian serta penderitaan moral.

Ketika pemerintah Hindia-BeIanda muIai menyadari bahwa mempertahankan kekuasaan Hindia-BeIanda sangat tidak memungkinkan, maka munculah poIitik bumi hangus terhadap sarana dan prasarana perhubungan seperti jaIan, jembatan, reI kereta api, serta sarana komunikasi. Kota Bandung dipersipakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan Hindia-BeIanda untuk cadangan jika Batavia diserang oIeh musuh. 

OIeh karena itu, Bandung menjadi saIah satu aIasan sebagai penentu takIuk atau tidaknya pemerintah Hindia-BeIanda kepada Jepang. Dengan haI ini, Bandung dapat dikatakan sebagai pusat pemerintahan Hindia-BeIanda seteIah runtuhnya Batavia ditangan musuh. Namun keadaan berubah seteIah Batavia dikuasai, tentara Jepang terus mengejar para petinggi Hindia-BeIanda yang bertujuan agar pemerintah Hindia BeIanda menyerahkan kekuasaannya kepada MiIiter Jepang. Sepanjang itu, pemerintah Hindia-BeIanda beIum menyerahkan kekuasaannya dan membuat pasukan Jepang semakin mendesak kepada pemerintah Hindia-BeIanda.

Pembakaran daerah Bandung Selatan yang dilakukan sendiri oleh masyarakat Bandung itu, merupakan sebuah bentuk perlawanan mereka terhadap sekutu (Inggris). Keadaan keamanan dan pertahanan Indonesia masih belum benar-benar stabil pasca Kemerdekaan sebab masih banyak terjadi perebutan kekuasaan serta pertempuran. Pertempuran Bandung Lautan Api ini merupakan salah satu dari beberapa pertempuran-pertempuran yang terjadi. Peristiwa ini berawal dari pihak sekutu (Inggris) yang di pimpin oleh Brigade MacDonald tiba di Bandung pada 12 Oktober 1945. 

Hubungan Inggris dengan pemerintah RI sebelumnya memang sudah memanas, pihak Inggri meminta agar seluruh senjata api yang dimiliki penduduk, kecuali milik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Polisi diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru saja bebas dari kamp tahanan mulai melakukan tindakan yang mengacaukan keamanan dan mengakibatkan keadaan menjadi semakin tidak kondusif. 

Dari hal itu, bentrokan antara tentara Sekutu dengan TKR pun terjadi malam tanggal 24 November 1945, TKR dan badan--badan perjuangan lainnya melakukan serangan terhadap markas--markas Sekutu di Bandung bagian utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger yang menjadi markas besar Sekutu.

Tiga hari setelah itu, MacDonald menyampaikan sebuah ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat yang berisikan perintah untuk mengosongkan wilayah Bandung Utara oleh seluruh warga Indonesia termasuk pasukan bersenjata. Batas ultimatum tersebut selambat--lambatnya dilaksanakan pada pukul 12.00 tanggal 29 November 1945. 

Dengan adanya ultimatum tersebut, pihak Inggris membagi kota Bandung Utara menjadi wilayah kekuasaan mereka sedangkan Bandung Selatan kekuasaan pemerintah RI. Jawaban dari pasukan Indonesia atas ultimatum tersebut adalah dengan mendirikan pos -- pos gerilya di berbagai tempat. 

Pada bulan Desember terjadi beberapa pertempuran diantaranya, Cihaurgeulis, Sukajadi, Pasir Kaliki dan Viaduct. Inggris juga berusaha merebut Balai Besar Kereta Api tetapi usaha tersebut gagal. Sekutu juga berusaha membebaskan interniran Belanda di Ciater, mereka juga terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Indonesia di wilayah Lengkong Besar. 

Pada awal tahun 1946, semakin banyak pertempuran yang terjadi secara sporadis. Selama pertempuran terjadi, terdapat serdadu India yang merupakan bagian dari pasukan Inggris melakukan desersi (pengingkaran tugas) dan bergabung dengan pasukan Indonesia. Salah satu tokoh India tersebut adalah Kapten Mirza dan pasukannya, mereka bergabung ketika terjadi pertempuran di jalan Fokker (sekarang jalan Garuda) pada pertengahan Maret 1946. 

Setelah itu, pihak Inggris menghubungi Panglima Divisi III Jenderal A.H Nasution meminta agar pasukan India tersebut diserahkan kembali kepada Inggris, namun Nasution menolak hal tersebut agar bisa mengadakan pertemuan dengan pihak Inggris.

Sumber Foto : Kilas Bandung News
Sumber Foto : Kilas Bandung News

Serangan -- serangan yang dilakukan oleh pihak Indonesia menyebabkan Inggris mengalami kegagalan dalam penyelesaian masalah di tingkat daerah. Akhirnya mereka melakukan pendekatan terhadap pihak petinggi pemerintahan RI. Pada tanggal 23 Maret 1946, mereka menyampaikan ultimatum kepada Perdana Menteri Syahrir agar selambat -- lambatnya pada pukul 24.00 tanggal 24 Maret 1946 pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung Selatan sejauh 10 sampai 11 kilometer dari pusat kota. 

Menanggapi hal itu, Syahrir menugasi Syafruddin Prawiranegara dan Jenderal Mayor Didi Kartasasmita hadir ke Bandung. Baik Jenderal Mayor Nasution maupun aparat pemerintah menolak hal itu karena, sangat mustahil memindahkan ribuan pasukan dalam waktu singkat. Mereka menemui Mayor Jenderal Hawthorn meminta agar batas perintah tersebut diperpanjang. 

Sementara itu, pihak Inggris terus menyebarkan pamflet berisi tentang berita tersebut. Pada sore hari tanggal 23 Maret 1946, Nasution ikut ke Jakarta bersama Syafruddin dan Didi Kartasasmita untuk menemui Perdana Menteri Syahrir.

Dengan alasan menyelamatkan Tentara Republik Indonesia (TRI) dari kehancuran, Syahrir mendesak Nasution agar memenuhi permintaan Inggris. Syahrir berpendapat bahwa TRI belum mampu menandingi kekuatan pasukan Sekutu. Kemudian di esok harinya, Nasution kembali ke Bandung untuk sekali lagi melakukan negosiasi terkait penundaan pelaksanaan hal tersebut. 

Tetapi, pihak Inggris tetap pada pendiriannya menolak penundaan yang diajukan oleh pihak Indonesia. Sebaliknya, Nasution juga menolak tawaran Inggris yang hendak meminjamkan seratus truk untuk membawa pasukan Indonesia ke luar kota. Nasution kemudian mengadakan pertemuan dengan para Komandan TRI, para pemimpin laskar dan aparat pemerintahan untuk membicarakan jalan keluar dari hal tersebut, Pada akhirnya, dicapailah kesepakatan untuk membumihanguskan Bandung sebelum kota itu ditinggalkan. 

Pada rencana awal, bumi hangus akan dilakukan pada tanggal 24 Maret pukul 00.00. Tetapi ternyata, bumi hangus dilaksanakan lebih awal yakni pukul 21.00. Gedung pertama yang diledakkan ialah Bank Rakyat. Disusul dengan pembakaran tempat seperti Banceuy, Cicadas, Braga dan Tegalega. Anggota TRI membakar sendiri asrama -- asrama mereka. Pada malam tanggal 24 Maret 1946 bukan hanya pasukan bersenjata yang meninggalkan kota Bandung tetapi juga ribuan rakyat seketika meninggalkan kota tersebut ketika sudah terbakar.

Referensi 

Djanoed Poesponegoro, Marwati dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka.

H. Rinardi. 2017. Proklamasi 17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia. Jurnal Sejarah Citra Lekha, Vol. 2 , No. 1

M. Luthfi, Kurniawati dan S. Martini. 2021. Peran Mohammad Toha pada peristiwa Bandoeng Laoetan Api tahun 1945-1946, JOIN, Vol. 02, No. 02 hlm. 156-170

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun