Mohon tunggu...
Cindy K F
Cindy K F Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Universitas Jember FKIP Pendidikan Sejarah

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bandung Lautan Api: Perjuangan Mempertahakan Kemerdekaan Indonesia

2 Mei 2024   19:27 Diperbarui: 2 Mei 2024   19:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Kilas Bandung News

Hubungan Inggris dengan pemerintah RI sebelumnya memang sudah memanas, pihak Inggri meminta agar seluruh senjata api yang dimiliki penduduk, kecuali milik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Polisi diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru saja bebas dari kamp tahanan mulai melakukan tindakan yang mengacaukan keamanan dan mengakibatkan keadaan menjadi semakin tidak kondusif. 

Dari hal itu, bentrokan antara tentara Sekutu dengan TKR pun terjadi malam tanggal 24 November 1945, TKR dan badan--badan perjuangan lainnya melakukan serangan terhadap markas--markas Sekutu di Bandung bagian utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger yang menjadi markas besar Sekutu.

Tiga hari setelah itu, MacDonald menyampaikan sebuah ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat yang berisikan perintah untuk mengosongkan wilayah Bandung Utara oleh seluruh warga Indonesia termasuk pasukan bersenjata. Batas ultimatum tersebut selambat--lambatnya dilaksanakan pada pukul 12.00 tanggal 29 November 1945. 

Dengan adanya ultimatum tersebut, pihak Inggris membagi kota Bandung Utara menjadi wilayah kekuasaan mereka sedangkan Bandung Selatan kekuasaan pemerintah RI. Jawaban dari pasukan Indonesia atas ultimatum tersebut adalah dengan mendirikan pos -- pos gerilya di berbagai tempat. 

Pada bulan Desember terjadi beberapa pertempuran diantaranya, Cihaurgeulis, Sukajadi, Pasir Kaliki dan Viaduct. Inggris juga berusaha merebut Balai Besar Kereta Api tetapi usaha tersebut gagal. Sekutu juga berusaha membebaskan interniran Belanda di Ciater, mereka juga terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Indonesia di wilayah Lengkong Besar. 

Pada awal tahun 1946, semakin banyak pertempuran yang terjadi secara sporadis. Selama pertempuran terjadi, terdapat serdadu India yang merupakan bagian dari pasukan Inggris melakukan desersi (pengingkaran tugas) dan bergabung dengan pasukan Indonesia. Salah satu tokoh India tersebut adalah Kapten Mirza dan pasukannya, mereka bergabung ketika terjadi pertempuran di jalan Fokker (sekarang jalan Garuda) pada pertengahan Maret 1946. 

Setelah itu, pihak Inggris menghubungi Panglima Divisi III Jenderal A.H Nasution meminta agar pasukan India tersebut diserahkan kembali kepada Inggris, namun Nasution menolak hal tersebut agar bisa mengadakan pertemuan dengan pihak Inggris.

Sumber Foto : Kilas Bandung News
Sumber Foto : Kilas Bandung News

Serangan -- serangan yang dilakukan oleh pihak Indonesia menyebabkan Inggris mengalami kegagalan dalam penyelesaian masalah di tingkat daerah. Akhirnya mereka melakukan pendekatan terhadap pihak petinggi pemerintahan RI. Pada tanggal 23 Maret 1946, mereka menyampaikan ultimatum kepada Perdana Menteri Syahrir agar selambat -- lambatnya pada pukul 24.00 tanggal 24 Maret 1946 pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung Selatan sejauh 10 sampai 11 kilometer dari pusat kota. 

Menanggapi hal itu, Syahrir menugasi Syafruddin Prawiranegara dan Jenderal Mayor Didi Kartasasmita hadir ke Bandung. Baik Jenderal Mayor Nasution maupun aparat pemerintah menolak hal itu karena, sangat mustahil memindahkan ribuan pasukan dalam waktu singkat. Mereka menemui Mayor Jenderal Hawthorn meminta agar batas perintah tersebut diperpanjang. 

Sementara itu, pihak Inggris terus menyebarkan pamflet berisi tentang berita tersebut. Pada sore hari tanggal 23 Maret 1946, Nasution ikut ke Jakarta bersama Syafruddin dan Didi Kartasasmita untuk menemui Perdana Menteri Syahrir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun