Mohon tunggu...
Cindy Florencine
Cindy Florencine Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Jadilah pribadi yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Kasus Kekerasan Berkedok Senioritas, Tanggung Jawab Siapa?

31 Oktober 2022   18:56 Diperbarui: 31 Oktober 2022   19:08 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LANDASAN TEORI

Kasus tewasnya junior akibat tindakan senioritas bisa dianalisis menggunakan Teori Perubahan Sosial yang dikemukakan oleh Piotr Sztompka. Dalam teori perubahan sosial ini Sztompka berpendapat bahwa perubahan sosial yang ada di masyarakat terjadi karena adanya perubahan pada sistem sosial masyarakat (Suntari, 2017). 

Perubahan ini yang akhirnya berpengaruh ke unsur lain seperti ekonomi, sosial, politik dan keluarga. Perubahan ini akhirnya menyebabkan masyarakat ke dalam tatanan kehidupan baru. Menurut Sztompka perubahan sosial yang ada dimasyarakat terdapat tiga kriteria. Kriteria tersebut adalah studi tentang perbedaan, pengamatan pada sistem sosial, dimensi ruang yang erat kaitanya dengan sistem historis. 

Dalam hal ini perubahan sosial yang ada di masyarakat lama kelamaan membawa masyarakat kedalam keadaan yang lebih baik dan menguntungkan. Piotr Sztompka berpendapat bahwa suatu perubahan dapat terjadi karena beberapa hal yaitu adanya perubahan komposisi, struktur, perubahan fungsi, batas, hubungan antarsubsistem, dan adanya perubahan lingkungan (Sztompka, 1993).

Jadi, dari kasus ini menurut Teori Perubahan Sosial ditemukan fakta bahwa senioritas terjadi karema adanya unsur perubahan sosial berupa penanaman nilai-nilai kekerasan dalam kegiatan ospek yang akhirnya menciptakan tatanan baru di masyarakat yang pada akhirnya membawa ke dalam suatu keadaan yang menguntungkan, yaitu rasa ingin dihormati oleh juniornya dan menunjukkan kekuasaan di sekolah. Kekerasan berkedok senioritas juga dapat dianalisis menggunakan Teori Teori kontrol sosial di pelopori oleh Travis Hirschi. 

Teori kontrol sosial merupakan teori yang melihat perilaku menyimpang dan perilaku tidak menyimpang yang di lakukan oleh seseorang (Kusumastuti & Hadjam, 2019). Teori tersebut juga menjelaskan bahwa kurangya sosialisasi serta integrasi dengan lingkungan (keluarga, masyarakat, sekolah) telah menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang. 

Dimana dalam teori tersebut memfokuskan mengenai perilaku menyimpang yang di lakukan oleh remaja. Selain itu Travis Hirschi (dalam Khodijah, 2018) menjelaskan dalam teorinya yakni perilaku tidak taat aturan merupakan perilaku dasar setiap manusia, maka di butuhkan kontrol sosial agar manusia patuh pada aturan yang berlaku dan turut serta dalam upaya kontrol sosial di masyarakat.

Pendidikan memiliki fungsi yakni mengembagkan potensi yang ada dalam diri individu dan membentuk karakter, serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menghilangkan ketertinggalan dan kebodohan (Sujana, 2019). Sebagai lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga, Sekolah bertujuan untuk mendidik anak mengenai ilmu yang tidak di ajarkan oleh orangtua di rumah. Di dalam sekolah juga terdapat proses interaksi baik antara guru dengan siswa. 

Dalam proses interaksi inilah penanaman nilai-nilai moral serta memberikan kontrol sosial bagi perilaku remaja. Dimana jika sekolah dengan masyarakat memiliki kerja sama yang baik, maka orang tua juga akan berperan aktif dalam mendukung pendidikan di sekolah. selain itu menurut Nasution (dalam Umar, 2016) hubungan sekolah dengan masyarakat dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari orang tua serta masyarakat yang terlibat aktif bersama guru untuk mendidik dan mengontrol siswa baik jangka panjang maupun jangka pendek dalam mencapai nilai-nilai yang baik dalam kepribadian, pendidikan, dan sosial.

Aksi senioritas yang disertai dengan tindak kekerasan disebabkan karena hilangnya kontrol sosial sekolah dalam mengatur perilaku para senior sehingga memberi celah bagi pelaku dalam melakukan tindakan menyimpang. Teori Kontrol Sosial Hirschi sangat tepat dalam mengkaji fenomena ini sebab kontrol sosial dapat terwujud jika terdapat Attachement dimana ketika terdapat kasih sayang yang diberikan lingkungan kepada remaja maka akan menimbulkan perilaku yang peduli terhadap lingkungannya, Commitment yakni ikatan yang mana ketika lembaga-lembaga di sekitarnya dapat memberikan manfaat yang baik maka akan memperkecil terjadinya perilaku menyimpang, involvement yakni jika individu sibuk degan aktivitas yang di lakukannya maka individu tersebut tidak akan sempat untuk berperilaku menyimpang, beliefs yakni ketika individu sudah memiliki keyakinan akan nilai-nilai yang ada di masyarakat maka akan membuat individu tersebut tidak melakukan perilaku menyimpang.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun