Mohon tunggu...
Cindy Edista
Cindy Edista Mohon Tunggu... Seniman - Customer service

Saya seseorang yang dapat mengambil keputusan, mengutamakan orang lain dan optimis

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Agak Laen Horor Komedi dalam Antropologi Sastra

4 Juli 2024   21:19 Diperbarui: 4 Juli 2024   21:42 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Berawal dari segala keterbatasan yang menghalangi semasa pandemi Covid-19, empat sekawan ini akhirnya membuat sebuah podcast atau siniar.

Podcast Agak Laen menjelma menjadi sebuah komunitas besar dengan Pasukan Bermarga

Singkat cerita, Imajinari akhirnya merekrut Agak Laen untuk dijadikan film dengan sutradara dan naskah skenario yang ditulis oleh Muhadkly Acho.

Sinopsis film Agak Laen berkisah tentang empat sekawan yang mengelola sebuah rumah hantu di pasar malam. Rumah hantu itu hampir bangkrut, saking jeleknya dan juga cara mereka menakut-nakuti pengunjung yang terasa membosankan. Lalu, Oki datang dengan ide untuk merenovasi rumah hantu ini karena mereka sedang butuh uang.

Setelah direnovasi datang seorang bapak-bapak dengan penyakit jantung yang meninggal di tempat sewaktu mengunjungi rumah hantu tersebut. Menariknya, hal ini kemudian membuat rumah hantu mereka jadi semakin menyeramkan. Meski begitu, masalah datang ketika pihak kepolisian mencari bapak-bapak yang diduga menghilang secara misterius tersebut.

Sebagai sebuah film bergenre komedi, Agak Laen sukses menjalankan fungsinya dengan sangat baik. dikarenakan, film ini berhasil membuat penonton tertawa sejak awal hingga akhir filmnya. Hal ini karena Agak Laen memang film yang murni bergenre komedi, berbeda dengan film Imajinari sebelumnya, Ngeri-Ngeri Sedap (2022), yang masih lebih banyak porsi dramanya ketimbang komedi.

Sementara itu, elemen horor dalam film ini juga hanya dijadikan sebagai pemantik untuk membuat jalan ceritanya jadi lebih menarik. Bahkan, elemen horor tersebut kemudian dijadikan bahan baru untuk momen komedi dalam filmnya yang lagi-lagi sukses mengundang gelak tawa penonton. Hal ini juga membuat beberapa candaannya terasa seperti dark joke yang tetap terasa lucu tanpa menyinggung pihak tertentu.

Acho, yang juga seorang komika, tahu betul bagaimana dan di mana menempatkan komedi-komedi cerdas yang bisa menghibur. Walaupun tak semua materi komedi itu berhasil membuat ledakan tawa di bioskop. Secara cerita, Agak Laen juga tampil menawan dengan premis dan setting yang segar.

Candaan yang hadir dalam film ini juga bisa dibilang merupakan tipikal komedi yang ada di kehidupan sehari-hari sehingga sebagian besar penonton akan merasa relate. Bahkan, meski ada candaan yang politis atau berkaitan dengan agama, pembawaannya masih terasa sangat lucu, bisa dimengerti setiap kalangan penonton, dan juga tidak terkesan menyinggung sama sekali.

Unsur budaya Antropologi Sastra dalam Film "Agak Laen"

 dalam Film tentu banyak unsur budaya yang didapatkan, terutama Film "Agak Laen". Unsur budaya merujuk pada segala hal yang membentuk dan mengidentifikasi suatu kelompok atau masyarakat, termasuk nilai, norma, bahasa, simbol, ritual, seni, dan institusi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun