Mohon tunggu...
Cindy Carneta
Cindy Carneta Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Psikologi

Saya merupakan seorang Sarjana Psikologi dari Universitas Bina Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Kenapa Banyak Pria Suka "Jajan"?

26 April 2023   17:09 Diperbarui: 27 April 2023   18:19 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sex education masih terbilang cukup tabu di Indonesia. Rasa penasaran, perilaku coba-coba hingga ikut-ikutan teman yang diiringi oleh kurangnya pemahaman akan dampak dari seks bebas menjadi penyebab umum seorang pria memesan jasa prostitusi.

Melalui dioalog santai dengan beberapa narasumber yang saya dapati, saya sangat terkejut dengan pernyataan yang mereka lontarkan.

Hampir seluruh dari mereka pernah menggunakan jasa prostitusi dengan alasan yang berbeda-beda. Sebagian dari mereka bahkan memesan jasa tersebut disaat masih terikat dalam hubungan romantis (memiliki pasangan baik itu kekasih ataupun istri).

Pernyataan di atas sejalan dengan kasus yang sedang viral dan ramai dibicarakan oleh netizen Indonesia mengenai perselingkuhan yang dilakukan oleh Virgoun Last Child. Beberapa hari lalu sang istri, Inara membongkar fakta-fakta perselingkuhan yang dilakukan oleh Virgoun.

Bahkan Inara membeberkan fakta mengejutkan dengan rincian biaya sebesar kurang lebih 200 juta rupiah yang telah dikeluarkan oleh sang suami untuk memesan jasa prostitusi pada tahun 2021 hingga 2022.

Banyak dari netizen menyayangkan apa yang telah dilakukan oleh Virgoun. Memiliki istri yang dapat dikatakan mendekati kata sempurna, lantas apa yang melatarbelakangi banyaknya pria tetap memilih menggunakan jasa tersebut disaat telah memiliki pasangan halal yang jauh lebih menawan?

Inara melalui instastory nya sempat memberikan pernyataan bahwa suaminya, Virgoun mengidap narcissistic personality disorder (NPD).

NPD melibatkan pola pemikiran dan perilaku egois, arogan, kurangnya empati dan pertimbangan untuk orang lain, dan kebutuhan yang berlebihan akan kekaguman. Orang lain sering menggambarkan orang dengan NPD sebagai orang yang sombong, manipulatif, egois, menggurui, dan banyak menuntut. Cara berpikir dan berperilaku ini muncul di setiap bidang kehidupan, mulai dari pekerjaan, persahabatan hingga keluarga dan hubungan romantis.

Orang dengan NPD sangat menolak untuk mengubah perilaku mereka, bahkan ketika itu menyebabkan masalah bagi mereka. Kecenderungan mereka adalah menyalahkan orang lain. Terlebih lagi, mereka sangat sensitif dan bereaksi buruk bahkan terhadap kritik, ketidaksepakatan, atau penghinaan sekecil apa pun, yang mereka pandang sebagai serangan pribadi.

Gangguan tersebut juga diyakini menjadi salah satu dari faktor penyebab internal yang menyebabkan seorang pria memiliki niatan menggunakan jasa prostitusi. Sebuah penelitian yang telah diterbitkan pada Journal of Interpersonal Violence menemukan bahwa konsumsi dari jasa layanan prostitusi online dipengaruhi oleh sifat narsisisme.

Farley dan kawan-kawan (2017) mengungkapkan bahwa pria yang menggunakan jasa layanan prostitusi mempunyai ciri-ciri kepribadian pengidentifikasi tertentu selain kekerasan. Mayoritas dari konsumen layanan jasa prostitusi memiliki sifat narsisme yang sangat parah sehingga mereka merasa berhutang seks kepada mereka.

Fakta tersebut didukung oleh pernyataan Bonar Hutapea, psikolog dari Universitas Taruma Negara (dalam Wibisono, 2015) bahwa pria terutama yang memiliki kekuasaan menggunakan layanan jasa prostitusi dengan tujuan untuk terlihat sebagai seorang individu yang bebas berekspresi.

Mereka menggunakan PSK untuk dapat memenuhi kepuasan narsistik serta hasrat karena merasa punya kuasa yang besar dan memiliki persepsi bahwa mereka bisa mendapatkan apa pun sesuai dengan keinginannya, termasuk layanan jasa prostitusi open booking out (BO).

Skripsi saya yang berjudul "Prediksi Niat Menggunakan Jasa Open Booking Out (BO) dalam Hubungan Romantis berdasarkan Narsisisme, Seksualitas Positif, Sikap terhadap Kenikmatan Seksual dan Kapasitas Relasional" juga memiliki salah satu hasil yang menjelaskan bahwa narsisisme memiliki daya prediksi positif dan signifikan terhadap niat menggunakan jasa open booking out (BO) dalam hubungan romantis.

Hasil tersebut sesuai dengan salah satu hipotesis yang saya ajukan dalam skripsi yang dimana narsisisme memiliki daya prediksi positif dan signifikan terhadap niat menggunakan jasa open booking out (BO) dalam hubungan romantis. Hasil tersebut memiliki artian bahwa semakin tinggi tingkat narsisisme maka semakin tinggi pula niat menggunakan jasa open booking out (BO) dalam hubungan romantis.

Dari fakta tersebut saya sangat berharap seluruh individu yang telah terikat dalam sebuah hubungan romantis dapat perduli dan peka terhadap kondisi psikologis antara satu dengan yang lain. Jika terdapat ciri-ciri yang mengarahkan pada narsisisme, segera konsultasikan kepada psikolog dan tidak melakukan self-diagnose mental illness pada pasangan ataupun kepada diri sendiri.

Selain itu, prevensi penggunaan jasa open booking out (BO) dalam hubungan romantis begitu mendesak untuk dapat dirancang agar tidak ada perempuan-perempuan yang kembali menjadi korban atas fenomena ini.

Banyak dari perempuan merespons fenomena ini dengan mengatakan, "lalu laki-laki mana yang dapat ku percaya?" Kalian hanya perlu percaya pada diri kalian sendiri.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun