5. Pengkajian bahaya tanah longsor : Pengkajian bahaya tanah longsor dilakukan untuk menentukan indeks, kelas bahaya, dan luasan bahaya terdampak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa kabupaten dan kota di Sumbar memiliki potensi luas bahaya tanah longsor yang tinggi.
6. Kerusakan hutan : Kerusakan hutan, baik karena penggunaan lahan yang tidak efektif atau karena pembalakan liar, dapat meningkatkan risiko banjir dan longsor.
7. Penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan : Penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan dapat meningkatkan risiko bencana alam, termasuk longsor, dengan mengganggu keseimbangan ekosistem dan meningkatkan risiko kerusakan lingkungan.
Dalam sintesisnya, bencana longsor di Sumatera Barat disebabkan oleh kombinasi faktor geomorfologi, geologi, dan penggunaan lahan yang tidak efektif. Faktor-faktor ini mempengaruhi kemampuan tanah untuk menahan tekanan udara dan meningkatkan risiko longsor. Oleh karena itu, upaya mitigasi dan penanganan bencana longsor harus dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini untuk mencegah korban jiwa dan kerugian yang lebih besar. Dan dapat disimpulkan bahwa Faktor geomorfologi berperan penting dalam terjadinya longsor di Sumatera Barat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H