Perempuan selalu mendapatkan perilaku diskriminasi seperti perempuan hanya diperbolehkan meramu makanan sedangkan laki-laki yang memburu atau mencari makanan.Â
Perempuan juga selalu tidak diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk bisa ikut andil dalam membantu laki-laki.
Selanjutnya, pada saat gelombang kedua yakni di abad 19 M mulai lahir kebebasan dalam gerakan perempuan yang mengakibatkan hadirnya berbagai aliran dalam feminisme, yaitu: Feminisme Liberal, Feminisme Radikal, Feminisme Marxisme, Feminisme Sosialis, Feminisme Anarkis, serta Feminisme Post-Modern (Karim, A., 2014).
1. Feminisme Liberal Â
Dalam feminisme liberal, timbul pemikiran-pemikiran yang menekankan bahwa keseluruhan manusia, baik laki- laki maupun perempuan diciptakan sama, seimbang, setara, dan tidak semestinya mendapatkan suatu penindasan.Â
Tokoh utama yang berperan penting dalam gerakan feminisme liberal ini  adalah Mary Wollstonecraft dengan karyanya yang berjudul  Vindication of Right of Woman.
 2. Feminisme RadikalÂ
Feminisme Radikal memiliki fokus pada sekumpulan pemikiran/ide mengenai perjuangan yang memisahkan hak- hak perempuan, serta penuntutan kesamaan kedudukan perempuan dengan laki-laki dalam tatanan sosial.
3. Feminisme MarxismeÂ
Feminisme Marxisme memiliki pandangan bahwa keberadaan kapitalisme sebagai tanda dari ketidakadilan bagi kaum perempuan. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai kerugian yang akan ditanggung oleh perempuan. Feminisme Marxisme memiliki tujuan untuk  menghapuskan sistem dalam arti kapitalisme.
4. Feminisme SosialisÂ