Atau mungkin belahan jiwa ini belum pantas untuk segera mengikatkan gelora cinta mereka?
Apakah ini semua layak untuk menjadi untaian sajak, yang mungkin akan bersembunyi dibalik derasnya putaran waktu?
Apapun itu, cinta dua anak manusia ini tetaplah sesuatu yang patut diperjuangkan dan dirangkai menjadi ikatan yang suci, kelak.
Wahai putaran waktu, aku menunggu saat ikatan agung nan suci itu datang padaku, datang pada kami.
Kami yang saling mencintai dan berharap mendapat restu dari Sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!