Mohon tunggu...
Cimewew Hohoik
Cimewew Hohoik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Miyawws Lover

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik: Mahasiswa Sebagai Simbol Pemersatu di Kecamatan Jabung, Malang

6 Februari 2024   19:51 Diperbarui: 6 Februari 2024   20:08 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Selama saya menjabat koramil selama tujuh tahun, baru ini saya menemukan mahasiswa seperti anda", ucap Komandan Koramil Kecamatan Jabung kepadaku, Muamar Sidiq selaku ketua pelaksana Reresik Sukolilo.

Kegiatan Reresik Sukolilo yang dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Desember 2023 diinisiasi oleh mahasiswa UIN Malang sekaligus memperingati hari lahir NU yang ke-101 di Dusun Kampung Anyar melibatkan kurang lebih 300 massa. 

Reresik Sukolilo merupakan kegiatan bersih-bersih Desa Sukolilo yang turut melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, MUSPIKA (Pemerintah Kecamatan Jabung, Koramil dan Polsek Kecamatan Jabung), Pemerintah Desa, Unit Lingkungan Hidup Sukolilo, serta YONIF 502. 

Para siswa dan santri dari SMK Ungu, SMPN 1 Jabung, Pondok Pesantren Sunan Kalijogo, Pondok Pesantren Miftahul Ulum juga hadir untuk menyatakan sumbangsih dalam menjaga lingkungan desa. 

Tak hanya itu, kegiatan ini juga mendapat dukungan dari organisasi NU seperti MWC NU Kec. Jabung, Laziz NU Kec. Jabung, Muslimat NU Kec. Jabung, BANSER, IPNU-IPPNU Jabung, serta dari organisasi masyarakat Gubuk Sufi, Republik Gubuk, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), dan banyak instansi lainnya. Kemudian yang menjadi PR besarnya adalah bagaimana semua instansi tersebut bergabung menjadi satu dan bekerja sama mengentaskan permasalahan yang ada.

Ketika ditanya bagaimana awal mula kegiatan ini, aku mengatakan, "Awalnya kami mahasiswa UIN Malang melakukan observasi terhadap Kecamatan Jabung, Desa Sukolilo lebih tepatnya. Kemudian kami menemukan tingkat pencemaran sampah yang sangat tinggi di Dusun Kampung Anyar." Bahkan Mas Yani, seorang pegiat lingkungan desa juga menambahkan jumlah sampah yang tertimbun di sungai mati Kampung Anyar ini berkapasitas melebihi satu dump truck.

Beberapa Hari Sebelumnya

"Yok temen-temen, observasi lapangan. Silahkan dilihat potensi dan masalah yang ada di desa ini. Malam kita diskusikan bersama hasil dari observasi teman-teman sekalian." Kataku kepada teman-teman mahasiswa yang saat ini kami berada di Desa Sukolilo, Kabupaten Malang. Mereka pun pergi tanpa ada gairah sama sekali, berjalan setengah sempoyongan keluar dari posko. Observasi dilaksanakan dari jam delapan pagi hingga dua belas siang.

Malam harinya, evaluasi dibuka dengan kalimat, "Oke, gimana hasil analisa sosial temen-temen semua?" Ucapku dengan lantang. "Gaada hasil apa-apa, Mar. Ga guna juga observasi gini, buat capek aja.." tanggap salah seorang anak kelompok. 

Aku pun menjawab, "Ya gimana mau dapat hasil observasinya, toh kalian semua malah makan durian, bakso, mie ayam, duduk-duduk di warung." Seketika teman-teman kelompokku terkejut, raut wajah merah padam terlihat begitu jelas. 

"Hmm.. baik, hasil observasiku hari ini, aku menemukan timbunan sampah yang sangat banyak di Dusun Kampung Anyar. Dan ketika ditanyakan pada orang sekitar, ternyata yang membuang sampah disana tidak hanya warga sekitar, akan tetapi warga desa lain bahkan kecamatan lain buang sampahnya juga disana. Nah, kebetulan di Sukolilo ini aku bisa memetakan ada tiga tembok besar yang ada di desa, maksud tembok disini adalah ada tiga kekuatan besar di Desa Sukolilo. Yang pertama, Pondok Pesantren Sunan Kalijogo. Kedua, Pondok Pesantren Miftahul Ulum, dan orang non pondok pesantren yang pusatnya berada di Dusun Kampung Anyar. Gimana kalau kita buat gerakan moral reresik Desa Sukolilo?" Lanjutku. 

"Gamau ah, Mar!" Sambut teman kelompokku. "Loh kenapa?" Tanyaku. "Gamau, pokoknya gamau. Titik!" ujarnya dengan keras. Akhirnya, aku pun memutuskan untuk berjalan sendiri, dalam artian aku akan bergerak tanpa gandengan teman-temanku.

Gerakan ini aku awali dengan mendatangi pihak SMPN 01 Jabung hingga akhirnya menyusul Polsek Kecamatan Jabung (Kapolsek Jabung) dan Pihak Kecamatan Jabung (yang diwakili oleh pak camat). 

Akhirnya terkumpullah 27 instansi dengan kisaran jumlah massa yang mencapai 300 orang. Gerakan ini bukan lagi gerakan mahasiswa, akan tetapi lebih dari itu, gerakan ini menjadi gerakan bersama semua elemen yang ada di masyarakat dan aparat pemerintahan Kecamatan Jabung. Kemudian dengan setengah keengganan hati, alhasil teman-tema ini pun turut melangkahkan kakinya dalam kegiatan reresik Desa Sukolilo.

Hari-H Pelaksanaan

Acara dibuka dengan melaksanakan apel pagi di kantor Kecamatan Jabung serta dipimpin oleh Bapak Camat Jabung. Apel dihadiri seluruh peserta kegiatan Reresik Sukolilo. Acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk menuju titik yang akan dibersihkan. Titiknya sendiri ada dua yaitu di sungai mati Kampung Anyar dan jembatan Tretek Wesi.

Galery Pribadi 
Galery Pribadi 

Kegiatan Reresik ini berlangsung dari jam 08.00 sampai dengan 11.00 WIB. Para prajurit Yonif 502, Koramil, Polsek turut terjun ke lapangan. Para santri dan siswa juga tak mau kalah. Mereka dengan semangat menyusuri sungai yang menjadi titik pembersihan. 

Sistem pemungutan sampah dilakukan dengan membagi tim menjadi beberapa bagian, ada yang langusng terjun ke sungai, ada yang mengangkut sampah, ada yang memilah sampah organik dan non organik, ada juga yang mengantar sampah ke TPS.

Galery Pribadi
Galery Pribadi

Tidak sedikit kendala yang dialami ketika sebelum dan proses kerja bakti ini direalisasikan, mulai dari menyatukan pihak-pihak terkait hingga perlengkapan yang seadanya. Namun, kegiatan ini mendapatkan apresiasi yang masif dalam prosesnya. Seperti dari pihak SMK Ungu yang sangat mendukung kegiatan seperti ini. Begitu juga dari pihak Pondok Pesantren Sunan Kalijogo, Pondok Pesantren Miftahul Ulum, NWC-NU dan instansi-instansi yang akhirnya terlibat dalam kegiatan ini.

"Terkait dengan beberapa kordinasi dari stakeholder perlu ditingkatkan. Karena tidak menutup kemungkinan kegiatan lingkungan itu perlu menghadirkan berbagai pihak agar lebih efektif." Ujar Noval selaku guru di SMPN 1 Jabung.

Kegiatan seperti ini memang perlu mendapat perhatian lebih dari banyak pihak, tidak cukup dengan ucapan belaka. Perlu adanya aksi lanjutan dari pihak-pihak yang berkaitan. Karena ini menyangkut kesehatan lingkungan, kesehatan banyak orang, dan yang peling adalah kesedaran moral. "Kegiatan yang menarik dan penting juga untuk mengajarkan literasi lingkungan kepada siswa." Tambahnya. Mengingat bahwa kegiatan Reresik Sukolilo ini yang di mana melibatkan banyak lembaga dan massa juga pertama kali diadakan di Desa Sukolilo selama ia bertugas di sini.

Warga sekitar, khususnya Dusun Kampung Anyar juga perlu lebih bijak dalam mengolah sampah dan tentu saja tidak membuang sampah sembarangan, terutama di kali. Kegiatan seperti ini memang tidak mudah untuk dilaksanakan jika hanya mengandalkan beberapa pihak saja. "Untuk kekompakannya ditingkatkan dan untuk anggotanya mungkin perlu ditingkatkan agar lebih maksimal." Ucap Sukma selaku ketua OSIS SMPN 1 Jabung.

"Kegiatan seperti ini perlu digalakkan lagi. Tidak hanya di satu dusun, tapi juga di seluruh desa Kecamatan Jabung. Kami mendukung 100% kegiatan seperti ini. Tentu dengan persiapan yang lebih matang. Mengingat anak-anak mahasiswa ini cuma kurang lebih satu bulan, mungkin kalau lebih lama lagi akan jauh lebih bagus persiapannya." Ujar Pak Nurhadi selaku Wakil Komandan Koramil.

Meskipun banyak dukungan dan instansi yang terlibat, masalah sampah di lingkungan Kampung Anyar belum dapat diselesaikan. "Kami berharap masalah sampah yang menumpuk di Sungai Mati Kampung Anyar mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, bahkan kalau perlu Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten juga turun untuk menyelesaikan permasalah yang belum bisa kita selesaikan." Ujarku.

Gerakan moral ini sebetulnya juga mendapat sikap agak meremahkan oleh pihak terkait, dengan diksi, "yaa.. kalau cuma bersih-bersih kayak gini gak menyelesaikan masalah mas." Akupun yang sedikit kesal dengan ucapannya pun menjawab, "buang sampahnya bertahun-tahun pak, bersih-bersihnya cuma sekali.. jangan harap selesai, minimal harus seimbang.. kumpulkan orang dan instansi sebanyak ini, kemudian lakukan aksi bersama. Jadi.. buang sampahnya bertahun-tahun, bersih-bersihnya juga berkali-kali. InsyaAllah akan selesai permasalahan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun