"Hmm.. baik, hasil observasiku hari ini, aku menemukan timbunan sampah yang sangat banyak di Dusun Kampung Anyar. Dan ketika ditanyakan pada orang sekitar, ternyata yang membuang sampah disana tidak hanya warga sekitar, akan tetapi warga desa lain bahkan kecamatan lain buang sampahnya juga disana. Nah, kebetulan di Sukolilo ini aku bisa memetakan ada tiga tembok besar yang ada di desa, maksud tembok disini adalah ada tiga kekuatan besar di Desa Sukolilo. Yang pertama, Pondok Pesantren Sunan Kalijogo. Kedua, Pondok Pesantren Miftahul Ulum, dan orang non pondok pesantren yang pusatnya berada di Dusun Kampung Anyar. Gimana kalau kita buat gerakan moral reresik Desa Sukolilo?" Lanjutku.Â
"Gamau ah, Mar!" Sambut teman kelompokku. "Loh kenapa?" Tanyaku. "Gamau, pokoknya gamau. Titik!" ujarnya dengan keras. Akhirnya, aku pun memutuskan untuk berjalan sendiri, dalam artian aku akan bergerak tanpa gandengan teman-temanku.
Gerakan ini aku awali dengan mendatangi pihak SMPN 01 Jabung hingga akhirnya menyusul Polsek Kecamatan Jabung (Kapolsek Jabung) dan Pihak Kecamatan Jabung (yang diwakili oleh pak camat).Â
Akhirnya terkumpullah 27 instansi dengan kisaran jumlah massa yang mencapai 300 orang. Gerakan ini bukan lagi gerakan mahasiswa, akan tetapi lebih dari itu, gerakan ini menjadi gerakan bersama semua elemen yang ada di masyarakat dan aparat pemerintahan Kecamatan Jabung. Kemudian dengan setengah keengganan hati, alhasil teman-tema ini pun turut melangkahkan kakinya dalam kegiatan reresik Desa Sukolilo.
Hari-H Pelaksanaan
Acara dibuka dengan melaksanakan apel pagi di kantor Kecamatan Jabung serta dipimpin oleh Bapak Camat Jabung. Apel dihadiri seluruh peserta kegiatan Reresik Sukolilo. Acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk menuju titik yang akan dibersihkan. Titiknya sendiri ada dua yaitu di sungai mati Kampung Anyar dan jembatan Tretek Wesi.
Kegiatan Reresik ini berlangsung dari jam 08.00 sampai dengan 11.00 WIB. Para prajurit Yonif 502, Koramil, Polsek turut terjun ke lapangan. Para santri dan siswa juga tak mau kalah. Mereka dengan semangat menyusuri sungai yang menjadi titik pembersihan.Â
Sistem pemungutan sampah dilakukan dengan membagi tim menjadi beberapa bagian, ada yang langusng terjun ke sungai, ada yang mengangkut sampah, ada yang memilah sampah organik dan non organik, ada juga yang mengantar sampah ke TPS.
Tidak sedikit kendala yang dialami ketika sebelum dan proses kerja bakti ini direalisasikan, mulai dari menyatukan pihak-pihak terkait hingga perlengkapan yang seadanya. Namun, kegiatan ini mendapatkan apresiasi yang masif dalam prosesnya. Seperti dari pihak SMK Ungu yang sangat mendukung kegiatan seperti ini. Begitu juga dari pihak Pondok Pesantren Sunan Kalijogo, Pondok Pesantren Miftahul Ulum, NWC-NU dan instansi-instansi yang akhirnya terlibat dalam kegiatan ini.