“Oh tidak, mereka memperbaiki sore ku.”
“Oh ya? Bagaimana ceritanya?”
“Sebelumnya perkenalkan, namaku Aldo.”
“Kania.”
Dan sore ini matahari tenggelam tepat waktu. Penyelasan hilang pelan-pelan, berganti rasa syukur yang memuncak ke langit-langit. Biarkan saja kapal di pantai sana terisi orang lain. Mungkin keluarga nelayan yang jarang makan enak. Di sini di bawah tatapan cakrawala yang memerah, kami menghabiskan senja bersama, menjalani rencana Tuhan yang Ia buat sesempurna mungkin untukku, bicara tentang cinta dan tertawa renyah berempat bersama debar-debar hati yang baru. Dan satu lagi, sudah kubilang, hari sial itu tidak ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI