Bakteri probiotik, sebagai fokus utama dalam penelitian biomedis, menjadi sorotan utama sebagai agen kesehatan yang menjanjikan. Bakteri probiotik merupakan penghasil produk sekretorik. (Bhandari. Et al. 2023). Bakteri probiotik diakui memiliki potensi untuk memperbaiki kesehatan saluran pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan berkontribusi pada pengobatan beberapa penyakit. Meskipun beberapa fakta menyebutkan bahwa senyawa ini berperan dalam homeostatis bakteri dengan baik, penelitian yang mengeksplorasi efek peningkatan kesehatan dari senyawa ini juga mendapatkan perhatian. (Bhandari. Et al. 2023).
Probiotik adalah kelompok mikroorganisme yang sangat menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia. Kelompok bakteri yang tergolong probiotik adalah kelompok bakteri asam laktat yang merupakan mikroflora alami pada saluran pencernaan manusia dan dapat memproduksi bakteriosin yang dapat merangsang pembentukkan antibodi tubuh dan dapat dimanfaatkan sebagai imunomodulator dan antidiare. (Rusli. Et al. 2018).
Dewasa ini beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan agen antifungal yang baru, salah satunya adalah probiotik. Probiotik mikroorganisme hidup yang ketika diberikan dalam jumlah memadai akan memberikan manfaat kesehatan pada dan telah dikonsumsi selama bertahun-tahun karena alasan terapeutik dan profilaksis. Menurut World Health Organization (WHO) dan Food and Agriculture Organization (FAO), mikroorganisme hidup yang memberikan manfaat kesehatan kepada inangnya ketika digunakan dalam jumlah yang memadai disebut sebagai probiotik. Probiotik telah terbukti secara khusus dalam menghambat pertumbuhan patogen seperti Streptococcus mutans, bakteri kariogenik, dan Candida albicans sebagai salah satu spesies Candida spp., yang bertanggung jawab dalam inisiasi dan perkembangan oral candidiasis. (Fitriasari & Wahyuni, 2021).
Peran utamanya dalam menjaga kesehatan tidak terbatas pada saat itu. Penelitian terkini menyoroti potensi bakteri probiotik dalam pengobatan penyakit-penyakit tertentu. Bakteri  probiotik  telah  diketahui memiliki  efek  preventif  kanker melalui perlindungan mukosa, imunomodulator dan mengurangi paparan karsinogen pencetus  terjadinya  kanker. Salah satu bakteri  probiotik yang telah diteliti memiliki efek antikarsinogenik yaitu Lactobacillus reuteri. (Adnan, 2020).
Spesies bakteri probiotik lainnya adalah Lactobacillus rhamnosus yang merupakan bakteri gram positif. Umumnya dapat ditemukan pada makanan hasil fermentasi, saluran pencernaan, dan saluran vagina. Bakteri ini diketahui sebagai agen probiotik yang salah satunya dapat digunakan untuk mencegah gejala inflamasi. Selain itu, agen probiotik ini dapat meningkatkan kadar dari sel T regulator yang dapat mencegah produksi dari sitokin dan sel T helper. Potensi Lactobacillus rhamnosus sebagai modalitas terapi asma sudah terbukti pada penelitian hewan coba dan dapat digunakan sebagai terapi asma di masa depan. (Deswindra. Et al. 2018).
Studi-studi menunjukkan bahwa bakteri probiotik dapat memberikan kontribusi positif dalam pengelolaan penyakit inflamasi usus, sindrom iritasi usus, alergi, dan berbagai kondisi kesehatan lainnya. Implikasi potensial ini dalam pengobatan penyakit membuka pintu untuk pengembangan terapi yang inovatif, berpotensi meningkatkan kualitas hidup pasien.
Meskipun bukti yang menjanjikan telah muncul, masih diperlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme aksi bakteri probiotik. Selain itu, penelitian klinis yang lebih luas diperlukan untuk mengonfirmasi efikasi dan keamanan penggunaannya. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk menyelidiki manfaat kesehatan bakteri probiotik dan menggali implikasi potensialnya dalam pengobatan penyakit, membuka jalan bagi pengembangan strategi terapeutik baru yang berbasis pada prinsip-prinsip mikrobiota usus dan interaksi host-mikroba.