TERBENTUK DARI KETERBATASANÂ
(Bagian 5)
Juki
   Tahun-tahun berlalu dengan cepat. Setiap semester penuh dengan tantangan dan pembelajaran baru. Dari kuliah teori hingga praktikum klinis di rumah sakit, semuanya memberikan pengalaman yang sangat berharga. Aku belajar tentang berbagai penyakit, cara mendiagnosis, dan merawat pasien.Â
    Pengalaman langsung di rumah sakit memberikan gambaran nyata tentang dunia kedokteran yang penuh dengan dinamika dan kompleksitas. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika aku berhasil membantu menyelamatkan nyawa seorang pasien di ruang gawat darurat. Saat itu, aku sedang menjalani praktek klinis dan ikut dalam tim yang menangani pasien dengan serangan jantung. Dengan bimbingan dari dokter senior, kami melakukan tindakan resusitasi dan berhasil menyelamatkan pasien.   Perasaan bahagia dan bangga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Aku merasa semua perjuangan dan pengorbanan selama ini tidak sia-sia.Â
   Kehidupan sebagai mahasiswa kedokteran mengajarkanku banyak hal. Aku belajar tentang pentingnya dedikasi, kerja keras, dan kerjasama tim. Aku juga belajar tentang arti sebenarnya dari empati dan kepedulian terhadap sesama. Setiap pengalaman, baik di kelas, laboratorium, rumah sakit, maupun di masyarakat, membentuk diriku menjadi pribadi yang lebih kuat dan bersemangat. Dengan semua pengalaman dan pembelajaran yang telah aku lalui, aku semakin yakin bahwa impianku untuk menjadi dokter dan membantu masyarakat adalah tujuan yang benar.
   Perjalanan masih panjang, namun aku siap menghadapi setiap tantangan dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak pernah padam. Aku tahu bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada jalan menuju keberhasilan. Dan aku akan terus melangkah, satu langkah demi satu langkah, menuju impian yang telah lama aku perjuangkan.
   Setelah menyelesaikan tahap awal perkuliahan, aku memasuki fase klinis, di mana aku harus menjalani praktek langsung di rumah sakit. Fase ini sangat dinantikan sekaligus menegangkan. Inilah kesempatan bagiku untuk menerapkan semua ilmu yang telah aku pelajari selama ini dan benar-benar merasakan dunia kedokteran yang sesungguhnya.Â
   Hari pertama di rumah sakit adalah pengalaman yang tak terlupakan. Aku mengenakan seragam putih lengkap dengan tanda pengenal sebagai mahasiswa kedokteran. Rumah sakit tempat aku praktek adalah salah satu rumah sakit terbesar di kota, dengan fasilitas yang lengkap dan canggih. Melangkah memasuki bangunan besar itu, aku merasa campuran antara kegembiraan dan kegugupan. Sebagai mahasiswa kedokteran, aku ditempatkan di berbagai departemen, mulai dari ruang gawat darurat (UGD), bangsal bedah, bangsal anak, hingga unit perawatan intensif (ICU). Setiap departemen memberikan pengalaman yang berbeda dan pelajaran berharga. Di UGD, aku belajar tentang pentingnya kecepatan dan ketepatan dalam menangani pasien darurat. Setiap detik sangat berharga, dan setiap tindakan harus dilakukan dengan hati-hati namun cepat.Â
   Suatu hari di UGD, aku bersama tim dokter menangani seorang pasien yang mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien tersebut mengalami luka parah dan harus segera mendapatkan penanganan. Aku membantu dokter senior membersihkan luka, memberikan obat, dan memantau kondisi pasien. Meskipun panik, aku berusaha tetap tenang dan fokus. Pasien tersebut akhirnya stabil dan dipindahkan ke ruang perawatan. Pengalaman ini mengajarkanku tentang pentingnya ketenangan dan kerjasama dalam situasi darurat. Di bangsal bedah, aku berkesempatan untuk ikut serta dalam berbagai operasi. Aku melihat langsung bagaimana dokter bedah bekerja dengan ketelitian dan keahlian yang tinggi.Â
   Salah satu operasi yang paling berkesan adalah operasi pengangkatan tumor. Aku membantu mempersiapkan alat-alat bedah dan memantau kondisi pasien selama operasi berlangsung. Melihat bagaimana tim bedah bekerja dengan koordinasi yang sempurna membuatku semakin kagum dan termotivasi untuk menjadi dokter yang handal.
   Pengalaman di bangsal anak juga sangat berharga. Melihat anak-anak yang sakit dan harus menjalani perawatan membuatku merasa terharu dan ingin memberikan yang terbaik bagi mereka. Aku belajar tentang cara merawat anak-anak dengan penuh kelembutan dan kesabaran. Salah satu pasien yang paling aku ingat adalah seorang anak perempuan bernama Lila yang menderita leukemia. Meskipun sering merasa sakit dan lelah, Lila selalu menunjukkan semangat dan senyuman. Setiap kali aku mengunjungi kamarnya untuk memeriksa kondisi atau memberikan obat, Lila selalu menyapaku dengan ceria.
   Pengalaman ini mengajarkanku tentang kekuatan semangat dan optimisme dalam menghadapi penyakit. Unit perawatan intensif (ICU) adalah tempat di mana aku belajar tentang pentingnya perawatan yang cermat dan terus-menerus. Pasien di ICU adalah mereka yang berada dalam kondisi kritis dan memerlukan pemantauan 24 jam. Aku belajar tentang penggunaan berbagai alat medis canggih seperti ventilator, monitor jantung, dan infus. Setiap tindakan harus dilakukan dengan presisi dan ketelitian tinggi. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika aku ikut serta dalam resusitasi pasien yang mengalami henti jantung. Dengan bimbingan dokter senior, kami berhasil menyelamatkan nyawa pasien tersebut. Pengalaman ini memberikan perasaan bangga dan kepuasan yang luar biasa. Selama praktek di rumah sakit, aku juga belajar tentang pentingnya komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya. Mendengarkan keluhan pasien, memberikan penjelasan yang jelas tentang kondisi dan pengobatan, serta memberikan dukungan emosional adalah bagian penting dari tugas seorang dokter. Aku sering melihat bagaimana dokter-dokter senior berbicara dengan pasien dan keluarganya dengan penuh empati dan perhatian. Hal ini mengajarkanku tentang pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan pasien untuk memberikan perawatan yang holistik. Selain pengalaman klinis, aku juga harus menyelesaikan berbagai tugas akademik seperti membuat laporan kasus dan penelitian. Setiap kasus yang aku tangani harus didokumentasikan dengan detail, mulai dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, diagnosis, hingga rencana pengobatan. Penulisan laporan ini membantu mengasah kemampuan analisis dan kritisku, serta memperdalam pemahaman tentang berbagai kondisi medis.
   Pengalaman di rumah sakit selama fase klinis mengajarkanku banyak hal. Aku belajar tentang pentingnya ketelitian, kecepatan, dan ketenangan dalam menghadapi situasi darurat. Aku juga belajar tentang pentingnya empati dan komunikasi yang baik dengan pasien. Setiap pengalaman, baik suka maupun duka, membentuk diriku menjadi pribadi yang lebih matang dan siap menghadapi tantangan dunia kedokteran.  Â
   Dengan semua pengalaman yang telah aku lalui, aku semakin yakin bahwa menjadi dokter adalah jalan hidup yang benar bagiku. Perjalanan ini masih panjang dan penuh tantangan, namun dengan tekad dan semangat yang kuat, aku siap menghadapinya. Aku tahu bahwa setiap langkah yang aku ambil adalah bagian dari upaya mewujudkan impian untuk menjadi dokter yang dapat membantu masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi dunia kesehatan. (Bersambung)
Penulis cerbung adalah Jeki Setiawan Nama Lengkap dari Juki, pelajar SMA Negeri 1 Toboali, Bangka SelatanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H