Pengalaman di bangsal anak juga sangat berharga. Melihat anak-anak yang sakit dan harus menjalani perawatan membuatku merasa terharu dan ingin memberikan yang terbaik bagi mereka. Aku belajar tentang cara merawat anak-anak dengan penuh kelembutan dan kesabaran. Salah satu pasien yang paling aku ingat adalah seorang anak perempuan bernama Lila yang menderita leukemia. Meskipun sering merasa sakit dan lelah, Lila selalu menunjukkan semangat dan senyuman. Setiap kali aku mengunjungi kamarnya untuk memeriksa kondisi atau memberikan obat, Lila selalu menyapaku dengan ceria.
   Pengalaman ini mengajarkanku tentang kekuatan semangat dan optimisme dalam menghadapi penyakit. Unit perawatan intensif (ICU) adalah tempat di mana aku belajar tentang pentingnya perawatan yang cermat dan terus-menerus. Pasien di ICU adalah mereka yang berada dalam kondisi kritis dan memerlukan pemantauan 24 jam. Aku belajar tentang penggunaan berbagai alat medis canggih seperti ventilator, monitor jantung, dan infus. Setiap tindakan harus dilakukan dengan presisi dan ketelitian tinggi. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika aku ikut serta dalam resusitasi pasien yang mengalami henti jantung. Dengan bimbingan dokter senior, kami berhasil menyelamatkan nyawa pasien tersebut. Pengalaman ini memberikan perasaan bangga dan kepuasan yang luar biasa. Selama praktek di rumah sakit, aku juga belajar tentang pentingnya komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya. Mendengarkan keluhan pasien, memberikan penjelasan yang jelas tentang kondisi dan pengobatan, serta memberikan dukungan emosional adalah bagian penting dari tugas seorang dokter. Aku sering melihat bagaimana dokter-dokter senior berbicara dengan pasien dan keluarganya dengan penuh empati dan perhatian. Hal ini mengajarkanku tentang pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan pasien untuk memberikan perawatan yang holistik. Selain pengalaman klinis, aku juga harus menyelesaikan berbagai tugas akademik seperti membuat laporan kasus dan penelitian. Setiap kasus yang aku tangani harus didokumentasikan dengan detail, mulai dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, diagnosis, hingga rencana pengobatan. Penulisan laporan ini membantu mengasah kemampuan analisis dan kritisku, serta memperdalam pemahaman tentang berbagai kondisi medis.
   Pengalaman di rumah sakit selama fase klinis mengajarkanku banyak hal. Aku belajar tentang pentingnya ketelitian, kecepatan, dan ketenangan dalam menghadapi situasi darurat. Aku juga belajar tentang pentingnya empati dan komunikasi yang baik dengan pasien. Setiap pengalaman, baik suka maupun duka, membentuk diriku menjadi pribadi yang lebih matang dan siap menghadapi tantangan dunia kedokteran.  Â
   Dengan semua pengalaman yang telah aku lalui, aku semakin yakin bahwa menjadi dokter adalah jalan hidup yang benar bagiku. Perjalanan ini masih panjang dan penuh tantangan, namun dengan tekad dan semangat yang kuat, aku siap menghadapinya. Aku tahu bahwa setiap langkah yang aku ambil adalah bagian dari upaya mewujudkan impian untuk menjadi dokter yang dapat membantu masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi dunia kesehatan. (Bersambung)
Penulis cerbung adalah Jeki Setiawan Nama Lengkap dari Juki, pelajar SMA Negeri 1 Toboali, Bangka SelatanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H