Mohon tunggu...
Cikal Biruni
Cikal Biruni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.HAMKA

Saya lebih suka menghabiskan waktu luang saya dengan mengeksplorasi dunia luar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kurangnya Kesadaran Masyarakat terhadap Kesehatan Mental

29 Juni 2024   11:04 Diperbarui: 29 Juni 2024   12:14 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia masih dinilai rendah. Hal tersebut dapat dilihat
dari angka yang dapat menangani kasus kesehatan mental yang hanya berkisar pada 9% saja dari total jumlah penderita. Angka kematian akibat bunuh diri mencapai 800.000 hingga 1 juta jiwa setiap tahunnya. 80% hingga 90% dari angka kematian tersebut disebabkan oleh depresi.

Kesehatan mental di Indonesia masih sering dianggap sebagai topik tabu karena stigma yang
melekat di masyarakat yang mengangap gangguan jiwa tidaklah menjadi masalah serius.
Kesehatan mental seringkali disepelekan karena gejalanya tidak selalu terlihat secara fisik dan
tidak menimbulkan rasa sakit yang terlihat dari luar. Padahal, Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik karena tidak hanya berhubungan dengan ketenangan emosional, tetapi juga memengaruhi interaksi seseorang dengan lingkungan sekitarnya.

Penting untuk diingat bahwa Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental tidak terpatok usia maupun status sosial.

Setiap orang perlu menyadari pentingnya kesehatan mental ini untuk mencegah hal-hal yang lebih parah (Millenia, 2022).

Saat ini, yang perlu diperhatikan adalah remaja dan orang dewasa. Mereka termasuk dalam
kelompok yang rentan mengalami gangguan mental atau depresi yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh transisi dari masa remaja menuju dewasa yang memerlukan penyesuaian
dengan lingkungan baru, tanggung jawab pendidikan, serta tekanan dari orang tua dan
sebagainya. Semua faktor ini membuat generasi muda merasa tertekan tanpa mengetahui cara
mengatasi gangguan tersebut.

Beberapa faktor yang memengaruhi gangguan mental meliputi genetik, faktor lingkungan,
kesehatan fisik, kondisi psikologis, dan keterpaparan zat berbahaya. Genetik dapat
meningkatkan risiko gangguan mental, lingkungan stresor dapat berkontribusi, masalah kesehatan fisik juga memengaruhi kesehatan mental, kondisi psikologis seperti rendahnya harga diri dan pola pikir negatif berperan, serta penggunaan zat berbahaya seperti alkohol dan obat-obatan terlarang dapat memicu gangguan mental.

Baru baru ini di X akun bernama Creeppy & Disturbing Indonesia Memposting Sekitar pukul
05.30 WIB, warga Cimindi Cimahi dihebohkan penampakan seorang pria gantung diri tepat di
jembatan Flyover Cimindi. Peristiwa tersebut membuat kemacetan yang cukup panjang dari
arah Cimahi menuju Kota Bandung, Jumat (28/6/2024).

Saat dievakuasi mayat tersebut mata dan mulut tertutup lakban hitam, kemudian ada pesan
wasiat dari potongan karton yang bertuliskan "Tolong anterin ke RS Imanuel. Orang tua saya
kerja di sana. AN Bpk XXXXX XXXXX & Ibu XXXXX XXXXXXX," tulis pria tersebut, dan Note yang tertulis di bio instagram Almarhumah, berisi 8 halaman yang singkat nya berisi penulis surat ini merasa terisolasi serta tidak diterima oleh lingkungannya dan mengalami bullying sejak kecil. Ia merasa kesepian karena tidak memiliki teman untuk bertukar cerita serta penulis memiliki pandangan negatif tentang politik dan kemanusiaan, dan merasa uang menimbulkan kerakusan. Penulis merasa dirinya selalu menjadi beban bagi orang lain dan tidak ada harapan untuk perubahan, sehingga memilih mengakhiri hidupnya.

Dari postingan akun terserbut terlihat masih banyak masyarakat yang meanggap masalah ini
remeh lebih banyak yang memberikan hate komen terhadap korban, beberapa komen menulis

"padahal keluarga udah lengkap, pendidikan udah layak, kerjaan sudah jelas jadi guru kurang
apalagi sih, tanda orang ga bersyukur"

"kasian mas nya gapunya teman cerita untuk bertukar pikiran mentalnya jadi keganggu karena
terlalu memikirkan apa yang ga perlu di pikirkan"

"dari tadi berharap kalo itu bukan bapa, bapa baik banget makasi yaa pa waktu itu sempet
bantuin aku bikin esay dan ngejelasin dengan sabar dan detail rest in love pa jo"
salah satu
komen dari murid korban.

Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, masyarakat perlu melakukan langkah-langkah berikut:

Pertama, meningkatkan pemahaman dan edukasi tentang kesehatan mental. Kampanye
edukasi, seminar, dan workshop tentang kesehatan mental dapat membantu meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.

Kedua, membangun hubungan yang positif dan mendukung antara anggota masyarakat. Dengan memiliki jaringan dukungan sosial yang kuat, individu dapat merasa didukung, dipahami, dan terhubung secara emosional, sehingga dapat mengatasi stres dan masalah kesehatan mental dengan lebih baik.

Ketiga, mempromosikan dialog terbuka tentang kesehatan mental. Masyarakat perlu didorong
untuk berbicara secara terbuka, berbagi pengalaman, dan mendengarkan tanpa hambatan atau stigma, sehingga individu merasa nyaman untuk mencari bantuan jika diperlukan.

Keempat, menghilangkan stigma terkait dengan masalah kesehatan mental. Stigma dapat membuat individu merasa malu dan terkucilkan, sehingga menghambat mereka untuk mencari
bantuan. Dengan mengurangi stigma, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi kesehatan mental.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di
lingkungan masyarakat dapat meningkat sehingga individu merasa lebih nyaman dalam
mencari pertolongan, mendukung proses pemulihan, dan menciptakan lingkungan yang peduli terhadap kesejahteraan mental.

Tantangan ini juga memerlukan peran aktif Konselor, Konselor tidak hanya memberikan
dukungan emosional dan konseling kepada individu yang membutuhkan, tetapi juga berperan
dalam memberikan edukasi tentang kesehatan mental, membantu individu mengatasi masalah
kesehatan mental, dan mendorong perubahan positif dalam pola pikir dan perilaku yang tidak
sehat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, konselor dapat menjadi sumber
daya yang berharga dalam membimbing individu untuk menjaga kesehatan mental mereka dan
memberikan dukungan yang diperlukan dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul.

Kolaborasi antara konselor dan masyarakat juga menjadi kunci dalam memperkuat kesadaran akan kesehatan mental. Konselor dapat bekerja sama dengan berbagai pihak dalam masyarakat, seperti lembaga pendidikan, tempat kerja, dan organisasi sosial, untuk menyebarkan informasi, mengadakan program edukasi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental. Dengan kerja sama yang baik antara konselor dan masyarakat, diharapkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dapat semakin meluas dan terintegrasi dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga setiap individu merasa didukung dan peduli terhadap kesejahteraan
mentalnya.

Selain itu, konselor juga memiliki peran dalam mendukung pencegahan bunuh diri dan penanganan krisis kesehatan mental. Mereka dilatih untuk mengidentifikasi tanda-tanda
bahaya dan memberikan intervensi yang tepat dalam situasi krisis. kehadiran konselor yang terlatih dapat membuat  individu yang mengalami masalah kesehatan mental mendapatkan bantuan yang sesuai dan tepat waktu, sehingga risiko bunuh diri atau keadaan krisis lainnya dapat diminimalkan. Dengan demikian, peran konselor tidak hanya terbatas pada memberikan dukungan, tetapi juga mencakup upaya pencegahan dan penanganan kondisi kesehatan mental yang kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun