Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Kesepian

1 Agustus 2023   02:12 Diperbarui: 1 Agustus 2023   02:58 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kehilangan masa depanku.
Setidaknya hingga Tuhan izinkan ada manusia yang memiliki upaya sedikit untuk memanusiakan aku yang sudah setengah manusia.

Aku kehilangan peganganku, setidaknya ketika aku yakin bahwa sebenarnya Bapak telah memberikan tongkat estafetnya untuk menjagaku dengan baik

Aku masih mencari.

Aku itu pintar lo.
Pintar untuk menyembunyikan kekalutan perasaan.
Aku bisa tertawa lepas saat hati hancur luar biasa.
Aku bahkan bisa jadi pusat perhatian orang-orang untuk mengumbar lawak saat nadiku hampir saja putus

Kemudian setelah segelas kopi jeruk ini aku nikmati dengan dalam.
Dadaku sedikit hangat dan berubah panas.
Aku tak kuasa. Akhirnya aku pun jatuh.

Saat hidup tidak lagi bisa memberikan pilihan.
Aku dipaksa untuk terus berjalan, sementara hati sudah tak mengizinkan dan kemudian otak ku sudah tidak bisa berpikir dengan baik.

Aku menyerah.
Saat aku tidak memiliki seorangpun yang bisa ku ajak bicara.
Aku bingung.

Saat aku sedang dalam titik terendahku sebagai pencari rupiah, aku tidak bisa lagi untuk menahan marah, kesal, nangis dan segala hal yang selama ini aku simpan rapi di balik senyum dan canda tawaku di meja kerjaku setiap harinya.

Kepalaku sakit luar biasa saat aku paksa untuk berdamai dengan segala hal yang ada di depanku.
Bathinku di serang dari arah yang tidak aku duga.

Aku kalah
Aku menyerah

Pada akhirnya aku yang selalu berjuang untuk bisa bertahan di ketegaran yang Bapak wariskan, ternyata hanyalah seorang manusia yang tak berdaya upaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun