Baiklah, kuhabiskan sisa roti sisir di tanganku. Kulap ke ujung bajuku. Kukibaskan biar agak sedikit sombong dan kudatangi Cindy dengan muka dibuat berbinar padahal aku lagi ga mood sama sekali dengar cerita siapapun.
"Happy banget deh kayanya. Sehat Cyn?"
"Ya ampun Dru, sehat dong. Kapan sih aku ga sehat?"
"Iya lupa aku. Kamu kan sehat terus ya, sampai BPJS aja kesal tidak pernah dipakai. Bagus sih, artinya kamu gotong royonh untuk menyehatkan masyarakat Indonesia."
"Ih Dru apaan sih. Aku sehat karena aku happy terus. Kaya kamu lah Dru. Kapan kamu sakit coba? Seingatku sejak kenal kamu, kamu selalu hadir. Yakan?"
"Ya, bukan karena sehat sih. Lebih karena uang cutinya biar jadi satu unit mobil CX5 aja sih Cyn"
"Haha kocak, ya kale bisa jadi CX5 Dru."
Jam Sembilan lewat lima.
Rasanya Cyndi ga ada maksud cerita. Hanya mau pamer bahwa dia sedang Bahagia.
Hmm, apa ya penyebabnya. Ko bisa mukanya sesumringah itu, semanis itu dia menghabiskan cappuccino hangat dan sepiring kecil kentang goreng.
"Cyn, jam Sembilan lewat nih. Aku naik ya."
"Ga asik sumpah Dru. Biasanya kamu kan bawa laptop kemana-mana. Kerja di mana saja. Bahkan jiwa multitaskingmu rasanya belum ada tandingannya."
"Aku lagi ga asik Dru. Cuma mau ngelamun sambal kerja aja."
"Dih, orang gila. Ngelamun sambal kerja. Makanya punya pacar Dru, biar happy."
Kecut.
Kata penutupnya asik banget. Makanya punya pacar.
Kuusap wajahku. Kupastikan air keran dapat menambah satu level kesegaran wajahku.
Kusut.
Bara dan Cyndi bisa sehappy itu. Seharusnya akupun bisa. Pekerjaanku baik-baik saja.
Mukaku juga tidak terlalu jelek. Kalau kutarik sedikit sudut bibirku, aku saja bisa jatuh cinta dengan senyumku.
Apa sebab kemrusung setiap hari?
Malam ini kubiarkan larut. Aku tak meminta bulan berhenti bersinar. Aku tak meminta matahari terlambat pulang bahkan aku tak meminta awan dan angin berlomba pertaruhkan kemampuannya.
Aku mau alam apa adanya. Aku biarkan Tuhan mengatur semesta malam ini seperti yang seharusnya. Aku ingin menikmati apapun yang Tuhan kasih malam ini.
Sepi. Walau di ujung taman gerombolan gamer sedang berteriak dengan segala istilahnya. Di ujung lainnya, perempuan-perempuan kece sedang berdecak kagum dengan kegantengan opa opa yang dipertontonkan dan di sudut mataku ada air yang tergenang yang sedang kutahan agar tak terjatuh sembarangan.
Tuhan, kumohon jangan ada satu orangpun yang memanggil namaku malam ini,
Aku ingin melamun dengan khusyu.