Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ceritaku Padamu

26 Maret 2021   01:16 Diperbarui: 26 Maret 2021   01:26 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan aku menyesal.

Hingga pernah mulutku sesumbar, ternyata jadi perempuan nakal lebih menyenangkan daripada menjadi perempuan yang baik tapi tak pernah mendapat yang baik.

Hatiku berontak, mataku menatap liar. Aku berperang.

Dasar aku perempuan dungu, aku salah mengokang. Peluruku sampai bukan pada laki-laki yang tepat. Bram menangkap peluruku.

image by pixabay.com
image by pixabay.com
Aku yang dungu terpana melihat Bram, kubiarkan luka hatiku pulih oleh Bram. Kubiarkan masa laluku dipoles pelan-pelan oleh Bram. Kubiarkan senyumku kembali hadir oleh Bram dan kubiarkan binar mataku kembali terpancar oleh Bram.

Tuhan, Tuhan di mana?

Apa doaku kurang kencang? Atau doaku tidak baik? Atau harapanku terlalu banyak? Atau apa Tuhan?

Aku yang sempat mati rasa terhadap dunia, Engkau berikan kembali rasa itu melalui Bram. Aku yang sempat putus asa oleh hidup, Engkau sambung kembali melalui Bram. Dan sekarang saat aku meminta Bram, Engkau minta aku bersabar?

Mau Tuhan apa untukku? Aku lemah, kali ini aku kalah ya Tuhan.
Aku yang begitu kuat menerima caci dan maki, tak kuasa saat alunan cinta perlahan mengisi aliran darah di nadiku. Aku yan bisa berdiri tegak saat telingaku dijejali kata kotor, lumpuh oleh bisikan tentang sabar dan menunggu.

Ketahuilah Tuhan, dan aku sangat yakin Engkau paham isi hatiku. Aku memintanya dengan sangat. Dengan segala kerendahan hatiku, ampuni aku, aku memintanya, aku memintanya, dan aku memintanya.

Perlahan kubuka mataku. rasanya malam ini cukup untuk aku cerita padamu. Besok kuajak kamu berkeliling lagi. Kau siapkan saja telingamu, mungkin besok ceritanya akan jauh lebih menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun