Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuhan Kira Aku Kuat

27 Agustus 2020   01:31 Diperbarui: 27 Agustus 2020   01:29 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

"Pelayaaaaaan, cepat datang. Bantu aku untuk kembali. Aku lupa sudah berbelok berapa kali dari awal aku injakkan kaki di sini."

Kemana mereka, katanya dengan meniup harmonika akan membuat mereka datang membantuku.

Terlalu lelah meniup harmonika. Kuminum segelas air yang dari tadi aku genggam. Hanya air putih, pelayan tadi berbohong. Bagaimana caranya air putih memiliki ampas.

Glek, glek, glek.

Semakin aku minum, warnanya berubah. Gelap, semakin pekat. Dan Bram hadir di tetes terakhir minumanku.

Kutiup harmonikaku. Aku mau pulang. Aku mau bertemu Bram. Aku mau bertemu dengan laki-laki yang tulus mencintaiku.

"Sssst, bangun. Nyenyak sekali sih. Maafkan aku ya Dru. Jika aku lagi-lagi membuatmu ragu."

Kupeluk erat Bram, janjiku pada Tuhan aku tak akan lepaskan Bram. Demi apapun aku tak sanggup sendiri, aku tak kuat sendiri dan aku tak bisa hidup tanpa Bram.

#Bandung, 27 Agustus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun