"Aku pelayanmu. Katakan jika kau perlu bantuan!"
"Tolong hapus ingatanku tentang Bram!"
"Maaf Nona, aku tidak diperkenankan untuk menghapus kenangan indah."
"Siapa bilang indah, itu menyakitkan."
"Maaf Nona, kau bilang indah karena kau sedang marah padanya."
Kutinggalkan pelayan yang aku sendiri tak tahu namanya. Dibekalinya aku sebuah harmonika, alunan Harmonika ini akan terdengar hingga ke ujung barisan awan. Semakin jauh aku melangkah, awan ini semakin tebal namun semakin cantik.
"Permisi Nona, jangan terlalu jauh melangkah, kelak bila kau lupa jalan pulang maka kau tak akan kembali ke duniamu!"
"Bagus dong, aku tak mau kembali."
"Maaf Nona, tempat ini bukan tempat peristirahatan terakhir. Hanya untuk singgah agar hatimu kembali mekar dan berbahagia saat kau bertemu dengan pujaan hatimu."
"Sok tahu ya kamu, aku tak punya pujaan hati. Basi semua yang namanya laki-laki. Cukup sudah aku menunggu dan berdoa. Aku lelah."
"Minumlah ini Nona. Pelan-pelan dan habiskan. Kau akan tahu siapa yang tulus mencintaimu saat kau bertemu dengan ampas minuman ini."