Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indonesia, Siapkah Menuju New Normal?

25 Mei 2020   23:57 Diperbarui: 26 Mei 2020   17:30 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa sih sedemikian buruk. Jawabnya iya. Dengan mata kepala sendiri terlihat gaung penyampaian betapa pentingnya masker dan mencuci tangan dengan baik sangat minim. Kita bisa lihat hanya di tempat tertentu. Yang lainnya, hanya formalitas alias asal ada.

Kalau sudah begini, dari hal paling sederhana, yakin akan berjalan baik New Normal?

Menjaga Jarak

Untuk kalangan pekerja, jarak harus benar-benar diperhatikan, jam kerja yang tidak melebihi 8 jam / tidak lembur. Lalu kalau petugas keamanan bagaimana?.

Jika para pekerja tinggal menunggu instruksi dari perusahaan mengenai physical distancing, lalu bagaimana dengan lapisan masyarakat lainnya?.

Bukan soal berkeliling lalu memakai toa menghimbau setiap yang berkerumun agar membubarkan diri. Sekali lagi jangan sekadar formalitas. Jika selama ini masyarakat di salahkan bahwa mereka tidak disiplin, bandel dan lain sebagainya, saya sangat setuju. Lawong korbannya sudah banyak masa iya tak cukup jadi bukti bahwa virus ini berbahaya. Namun pada akhirnya seperti main petak umpet, selesai toa berbicara, mereka lanjut berwacana.

Terkadang masyarakat perlu sentuhan khusus. Dan ini penting untuk dilakukan sampai mereka paham.

Untul apa ada jajaran pemerintahan sampai 7 struktur, bila ada salah di bawah yang disalahkan langsung Pak Jokowi, loh jajaran di bawahnya kemana?

Suplemen / Vitamin

Saat ini yang difokuskan untuk mendapatkan suplemen adalan setiap pekerja karena di dukung oleh perusahaan masing-masing. Lalu bagaimana kalangan yang lain, jangankan beli vitamin/suplemen, untuk makan saja perlu hitung-hitungan yang luar biasa.
Apakah dalam hal ini suplemen sudah masuk ke dalam anggaran kesehatan di setiap bagian administratif?

Baru tiga hal yang familiar yang kita bicarakan. Rasanya menuju new normal perlu perjuangan yang besar. Tapi namanya juga usaha, sekecil apapun kita harus optimis untuk berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun