Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bertadabur Quran Denganmu

9 Mei 2020   21:31 Diperbarui: 9 Mei 2020   21:29 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gagal, aku gagal menjadi suami dan ayah yang baik. Aku gagal Tuhan.

Braaak...

Kupecahkan meja kaca tempatku habiskan ngegame, merokok dan habiskan bergelas kopi buatan tanganku sendiri. Sengaja kubuat sendiri. Karena tangan Sasti tak pernah piawai menyaji kopi untukku. Katanya dari kecil terbiasa disiapkan oleh ibunya, kenapa sudah menikah harus melayani aku.

Sasti yang ayu, merupakan wanita rebutan banyak laki-laki di kampus saat itu. Susahnya minta ampun dapatkan hati Sasti. Berasal dari kalangan serba ada. Banyak laki-laki yang tumbang dengan sendirinya sebelum dekati Sasti.

"Mas Sony, aku itu sangat pemilih. Harusnya kamu bersyukur hatiku bisa berlabuh padamu. Aku tidak mencintaimu, aku hanya kagum dengan yang kau bawa setiap harinya."

Kala itu otakku dobol, sudah tahu dia tak mencintaiku tapi aku terus mengejarnya dan memberikan apapun yang Sasti mau, bahkan hingga akhirnya aku pindah keyakinan.

Hal yang teramat rumit kala itu. Yang kemudian aku jalani dengan apa adanya. Namun orangtua Sasti benar-benar menjadikaku pangeran, mereka memperlakukanku dengan sangat baik hingga aku mengenal islam dengan lebih dalam lagi.

#

"Ayah, dua belas tahun aku mengenal ayah dan ibu. Baru kali ini aku lihat ayah menangis. Ketahuilah ayah, aku menyayangimu apapun yang terjadi. Aku tahu perjuangan ayah, aku tahu lelahnya ayah dan aku tahu ayah tak menghendaki semua ini."
"Lintang, ayah malu sama kamu. Ayah sudah tidak bisa belikan kamu apapun."
"Ayah, seandainya yang tertinggal hanya aku dan ayah. Itu jauh lebih baik, daripada segala hal aku punya tapi ayah tak pernah ada buat aku, pun ibu . Lintang sampai lupa senyum ibu itu indahnya seperti apa ya Ayah?'

Terhujam kembali hatiku. Lintang bukan anak istriku. Jauh sebelum aku mengenal Sasti aku telah melakukan hubungan terlarang dengan perempuan bernama Hawa. Lagi-lagi kami berbeda keyakinan. Tololnya aku saat itu, kupaksa Hawa mengikuti hawa nafsuku dengan alasan aku pasti menikahinya, aku pasti pindah keyakinan seperti Hawa.

Namun Tuhan berkata lain, kala itu Hawa terus-terusan menghubungiku. Aku sengaja reject semua panggilan dari Hawa.Kalau kamu mau mati, matilah Hawa. Aku tak peduli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun