Mohon tunggu...
Citra Permatasari
Citra Permatasari Mohon Tunggu... Administrasi - ikuti kata hatimu tapi gunakan juga otakmu

Saya menyukai hal apapun yang menarik dan baru, senang bertemu dan diskusi dengan orang baru juga. Hidup itu unik, Tuhan menciptakan seseorang manusia bukan tanpa tujuan. Setinggi apapun sekolahmu, sopan santunmu tetap harus dijaga, dimanapun dan kapanpun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisi Lain Keberhasilan Revolusi Industri

11 April 2018   09:50 Diperbarui: 11 April 2018   17:22 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama tahun 2017, selama satu decade akhir peranan Indonesia lebih baik jika dibandingkan Negara berkembang lainnya. Rancangan pertumbuhan ekonomi agar meningkat di tahun 2018, perlu didukung dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dari berbagai sector. Tantangan global di masa mendatang :

  • Geopolitik dan keamanan
  • Konflik mengenai ketesediaan air
  • Meningkatnya angka populasi
  • Perubahan iklim
  • Bahan makanan dan persediaan energy

Yang menjadi perhatian lebih dalam perubahan teknologi, ini yang akan menjadi radikal perubahan dalam keseharian kita :

* ketidakstabilan (pindah-pindah pekerjaan )

* Dituntut keahlian lebih

* Segala sesuatu berhubungan dengan internet (networking)

* Revolusi industry 4.0                                                                       

Di jaman sekarang kita berada di era kekuasaan ekonomi. Penguatan era kekusaan ekonomi yaitu pentingnya menopang pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Model Industri ekonomi yang lama :

  • Berbasis pada sumber daya alam
  • Buruh yang bekerja intensif
  • Produksi jumlah banyak
  • Relasi sangat penting
  • Memerlukan pengawasan
  • Masih mengenal system atasan dan bawahan
  • Kaku

Kekuasaan berbasis ekonomi :

  • Ilmu pengetahuan diutamakan
  • Memerlukan skill yang tinggi
  • Memerlukan banyak campur tangan
  • Tidak memerlukan lokasi yang luas
  • Membutuhkan banyak kolaborasi
  • Kolaborasi yang horizontal, merangkul semua pihak
  • Felksibel

Pengembangan sumber daya manusia adalah kunci utama. Indonesia masih terus menerus membutuhkan dan peningkatan secara konsisten sumber daya manusia. Untuk meningkatkan pengetahuan yang berbasis ekonomi maka perlu ditigkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, matematika dalam tiap bidang mata pelajaran. Daya Tarik untuk belajar ilmu pengetahuan dan matematika di kalangan anak-anak Indonesia masih rendah. Reformsi structural merupakan kritik Indonesia untuk meningkatkan pengetahun di era pengetahuan berbasis ekonomi.

Dalam pendapatnya mengenai Revolusi Industri 4.0, Sri Mulyani membicarakan tentang ciri perkembangan supercomputer, robot, artificial intelligence, serta modifikasi genetika yang nantinya akan mengakibatkan pada pergerseran tenaga kerja, tidak lagi bergantung pada tenaga mesin. Seiring perkembangan tren global maka tenaga manusia akan digantikan dengan system yang otomatis dan mesin berteknologi digital. Tentunya berdampak juga pada sector jasa yang middle-higher skilled bukan low-skilled labour.

Dengan kata lain tenaga manusia akan berkurang apabila tidak memiliki skill yang lebih. Revolusi industry 4.0 tidak bisa dilepaskan dengan teknologi informasi yang semakin hari semakin canggih juga. Misalnya, untuk lapor pajak sekarang masyarakat umum tidak perlu antri ke kantor pajak cukup dengan lapor online sehingga menghemat kertas (paperless), waktu, biaya dan tentunya tanpa perlu mengantri dengan birokrasi yang terkadang menyulitkan. Pemerintah harus memahami betapa pentingnya pengembangan perekonomian digital di masa mendatang, sehingga pemerintah terus bekerja memberikan dukungan munculnya inovasi dan pengembangan teknologi untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Negara kita.

Kita semua tahu bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani mulai menggiring kita ke arah revolusi industry 4.0 yang berbasis teknologi dan komputer namun hal tersebut tidak selalu diiringi dengan sumber daya manusia yang memadahi. Adanya pergerseran ke revolusi industry membawa dampak positif maupun negative. Dampak positifnya bisa dirasakan semua pihak dalam jangka panjang, pemilik industry merasa sangat diuntungkan salah satunya biaya produksi lebih efisien sehingga keuntungan bisa maksimal.

Di kota-kota besar seperti kota metropolitan di Jakarta hal tersebut coba mulai diterapkan namun terkadang mulai timbul dampak negative yang tidak kita sadari secara langsung. Industri yang memperkerjakan karyawan yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan orang apabila mulai dikembangkan ke industry yang berbasis teknologi (mesin dan robot) akan menimbulkan dampak buruk yaitu pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak secara masal.

PHK masal inilah yang akan berdampak pada meningkatkan angka pengangguran, angka kemiskinan, serta angka kriminalitas juga ikut bertambah. Salah satu contoh, perusahaan elektronik yang memiliki showroom di mall-mall strategis di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kalah saingan dengan toko online yang menjual barang yang sama. Dampak negatifnya sangat nyata sekali, penutupan beberapa showroom di mall-mall yang berakibat PHK masal dari perusahaan tersebut.

Perubahan ke arah Revolusi Industri 4.0 yang mulai dikembangkan oleh Negara berkembang seperti Negara kita Indonesia, mungkin perlu dipikirkan juga dampak social dan negatifnya juga agar keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai Pancasila bisa terpenuhi. Penting juga dipikirkan mengenai model Revolusi Industri yang sesuai pelaksanaannya di daerah yang lokasinya jauh dari ibukota serta terpencil.

Mesin dan alat canggih belum tentu bisa dikembangkan di daerah terpencil dengan banyak alasan, antara lain sumber daya manusia yang terbatas, akses untuk ke daerah tersebut cukup sulit, pasokan listrik ke daerah juga sangat minim, jaringan komunikasi dan internet yang terbatas (tidak ada sinyal), dan juga terkadang terkendala dengan peraturan adat setempat yang belum siap dengan arus globalisasi.

Jaman yang semakin maju menuntut banyak dalam diri kita masing-masing untuk terus bergerak membawa perubahan ke arah globalisasi. Kita tidak bisa berdiam diri saja melihat perkembangan globalisasi yang semakin hari makin modern.

Ketika dunia sudah mulai modern maka kitapun otomatis akan terbawa ke jaman itu. Perlunya alternatif lain yang harus dipikirkan ulang oleh pemerintah bagi daerah-daerah terpencil bila ingin diarahkan ke revolusi industry yang lebih baik. Harus ada pertimbangan dari berbagai aspek kehidupan agar tidak salah sasaran untuk pembangunan berkelanjutan yang tetap memperhitungkan asas-asas kemanusiaan serta keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun