Mohon tunggu...
Hidwar Norseha
Hidwar Norseha Mohon Tunggu... Guru - PNS

Berbuat yang terbaik demi membahagikan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terlalu Banyak Larangan Sebabkan Anak Tak Percaya Diri

11 Juli 2020   20:10 Diperbarui: 11 Juli 2020   20:06 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku.mulai menganggap diriku lemah dan tak penting. Aku sangat tak nyaman dengan perasaan rendah diri dan ketiadaan rasa percaya diri ini.

Pada suatu saat aku bersama teman-teman mendapat tugas dari sekolah, aku hanya jadi penonton, tak satu pun tugas kelompok yang aku ikut kerjakan. Aku takut apa yang akan aku kerjakan menjadi memalukan anggota kelompok kami.

Setiap kali kami bekerja kelompok, aku selalu duduk manis memperhatikan teman-temanku mengerjakan tugasnya. Bila mereka memintaku ikut, aku selalu ragu. apakah aku mampu mengerjakan tugas itu dengan baik.

Bila teman-teman memaksa aku mengerjakan tugas bagianku. Jantungku selalu berdebar-debar. Aku merasa apa yang akan aku kerjakan pasti akan salah. Akhirnya pekerjaanku sia-sia dan membuang-buang waktu.

Apa pun pekerjaan yang kulakukan, aku mulai merasa enggan. Setelah melakukan pekerjaan, setengah jalan, aku ingin pekerjaan ini dialihkan dariku. Aku berusaha keras mengatasi ketiadaan rasa percaya diri ini, namun selalu gagal.

Kesalahan fatal dari pengasuhan anak adalah terlalu banyak larangan yang diberikan kepada anak pada saat pertumbuhan dan perkembangannya.

Di samping itu, orangtua yang terlalu kritis mengkritik anak apalagi diselingi dengan kata-lata yang pedas pasti akan melukai hati anak. Kesan luka akan bertahan dan terbawa hingga mereka dewasa.

Oleh karena itu, mengingat bahwa anak akan tumbuh dan berkembang nantinya akan memikul tanggung jawab di masa yang akan datang, orangtua harus memberikan kebebasan pada anak dengan respon positif.

Hasrat kebebasan bukanlah sebuah kekeliruan. Kebebasan merupakan manifestasi dari keinginan untuk mencapai kesuksesan dengan upaya sendiri. Orangtua harus memastikan bahwa anak memanfaatkan kebebasan dengan benar.

Bila suatu ketika anak melakukan pekerjaan, kemudian menyerah di tengah jalan, maka janganlah mempermalukannya dengan campur tangan yang tidak bijaksana. Serahkan urusan itu kepadanya. Orangtua menjadi pemantau saja.

Ketika mereka minta bantuan, barulah dibantu. Ketika mereka minta pendapat barulah diberi pendapat. Dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun