Seorang anak bebas melakukan apa pun yang diinginkannya serta mendapat dukungan penuh dari orangtuanya. Bisa saja suatu ketika tindakannya sukar dikendalikan.
Ia berharap orang-orang di sekitarnya menyetujui dan mendukungnya. Alhasil, ia berpeluang akan menjadi sosok yang angkuh dan suka menang sendiri, serta hanya mementingkan diri sendiri.
Dari dua metode di atas memang masing-masing memiliki kekurangan. Tentu saja yang terbaik adalah jala tengah. Kadang mengizinkan dan memenuhi permintaan anak, jika memang apa yang diminta ada dan tidak membahayakan anak.
Pada kesempatan lain melarangnya atau tidak.memenuhi kehendak dan keinginan anak dengan memberikan pengertian serta mengalihkannya ke sesuatu yang berpeluang menarik perhatian anak.
Toh, pada saatnya nanti jika anak sudah kian besar sudah tahu bagaimana artinya sebuah keinginan yang layak dipenuhi dan tidak akan dapat diajak diskusi apa keinginan terbaik yang seharusnya dipenuhi dan tidak.
Sekali lagi, kebijaksanaan orangtua ketika menghadapi anak yang keras kepala sangat dibutuhkan. Tentu saja, bagi orangtua dibutuhkan pembelajaran dari pengalaman orang lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H