Teman Anakmu, Kenali Secara Bijak tapi Jangan Kelewatan!
Seorang lelaki menuliskan pesan pada saya:
Orangtua tak pernah mengizinkan saya menemui teman-teman saya, saya berupaya menyuruh mereka pergi secepatnya setelah ngobrol bersama mereka barang sebentar.
Rumah salah seorang teman saya sangat berdekatan dengan rumah kami. Orangtua saya mengenalnya dengan baik, tapi tak pernah membolehkan kami saling bertemu.
Dulu saya pernah berharap punya sejumlah teman untuk bertemu, ngobrol, dan bermain bersama mereka. Tapi kedua orangtua saya menjadi penghalangnya.
Saya sangat sedih karenanya. Suatu hari, saya bertekad untuk menemuinya  apa pun yang terjadi. Saya mengatakan kepada ibu saya bahwa saya harus mengikuti ujian.
Saya pun diizinkan untuk mengikuti ujian. Padahal kenyataannya, saya langsung melangkahkan kaki menuju rumah teman saya. Rumah teman saya tak jauh dari rumah kami.
Saya pun naik ojek dan tiba di rumahnya. Kami menghabiskan waktu dengan bergembira bersama.
Ketika saya pulang ke rumah di waktu malam, ibu menanyakan kenapa saya terlambat. Untuk menyembunyikan yang sebenarnya, saya pun berbohong dengan mengungkapkan alasan lain.