1. Edukasi gender sejak dini: Menanamkan pemahaman yang benar tentang peran gender kepada anak-anak dapat menghapus stereotip dan menciptakan generasi yang lebih inklusif.
2. Meningkatkan representasi perempuan dalam kepemimpinan: Mendorong lebih banyak perempuan untuk mengambil peran penting di bidang politik, ekonomi, dan sosial.
3. Kebijakan keadilan gender: Perusahaan dan lembaga perlu memberlakukan kebijakan yang memperhitungkan kebutuhan khusus perempuan dan kelompok marginal, seperti kebijakan cuti melahirkan, kesetaraan upah, serta fasilitas kerja yang ramah gender.
4. Melawan stereotip gender di media: Media harus menggambarkan peran gender secara seimbang dan realistis, tidak lagi terbatas pada stereotip tradisional yang merugikan perempuan atau laki-laki.
Diskusi ini menjadi momentum penting bagi peserta untuk lebih memahami peran Gen Z dalam menggaungkan kesadaran gender. Dengan semakin terbukanya akses informasi, Gen Z memiliki tanggung jawab moral untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan mengubah pola pikir masyarakat yang masih bias terhadap peran gender. DIGSI menekankan bahwa kesetaraan dan keadilan gender adalah isu yang mendesak dan harus diperjuangkan bersama oleh semua gender, bukan hanya perempuan, tetapi juga laki-laki dan kelompok minoritas lainnya.
Dengan adanya acara seperti DIGSI, harapannya adalah generasi muda semakin sadar akan pentingnya peran mereka dalam memperjuangkan masyarakat yang lebih setara, adil, dan inklusif bagi semua gender.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H