Seringkali kalimat ini berseliweran di telinga
Seringkali juga terpajang apik di layar gadget
Umur tidak ada yang tahu
Kalimat ini mengajarkan kita untuk saling mengasihi
Umur tidak ada yang tahu
Bisa saja hari ini hari terakhirku berdiri didepanmu
Kemarin masih kusimpan perasaan yang mendalam
Berniat untuk kusampaikan di penguhujung tahun
Namun tiada sangka penghujung umur lebih cepat datang
Hanya satu dua malam bersamamu di tenda pramuka
Hangatnya api unggun menyelimuti udara malam itu
Suara merdumu menari indah bersama api yang melenggok lenggok tersapu angin
Aku mabuk oleh suara merdumu
Rambutmu yang tertata rapi menjadi ciri khas mu
Hanya cinta monyet sebutannya
Tapi mengapa rasa itu masih sama hingga kini
Saat itu mungkin aku hanyalah adik bagimu
Di perkemahan sabtu mingguÂ
Ku ukir kenangan yang hingga kini masih terukir jelas
Siluet mu dibalik api unggun dan nyanyian merdu mu
Tuhan lebih merindukanmu
Lebih dari rinduku yang sebatas harap dan asa
Tenanglah disana
Semoga surga menjadi penghentian terakhirmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H