Irama jantung berdegup dengan harapan dan doa
Sendu tangis terasa manis dikala malam mulai menyepi
Syahdu nya bisikanmu tak lagi terdengar
Lukisan indah yang terpajang itu telah turun takhta
Sang empu bermonolog " Misimu telah selesai, dan kini saatnya kau beristirahat "
Terpatung, membeku, daun yang gugur pun mengurungkan niatnya
Semalam dua malam ternyata hanya seputar gelap belaka
Sekata dua kata ternyata hanya teriakan juru parkir di jalan seberang
Kucoba ingat ingat betul saat itu
Kutayangkan kembali film lama yang usang
Untaian pita merenggang memisahkan jarak
Ujung rasa dalam kalbu rupanya telah lama tertidur
Harapan dan doa yang dipanjatkan tiap malam tak kunjung dirasa
Senyum yang tersungging hanya sedetik tergantikan sewindu derai lara
Apakah aku tak pantas untuk bahagia?
Bisakah aku terus bahagia di dunia yang fana?
Debu yang pekat di permukaan kalbu
Gelap dan senyap di sepanjang koridor rasa yang tak berujung
Lengket dan dingin terasa di kaki bak kubangan lumpur
Apa yang telah terjadi di sini, hingga kuraba rasa pun tak kutemui titik temu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H