Malam dan siang yang tak berbeda
Sendu dan sedih yang meraja
Lapar yang menemaniku di hari hari itu
Hingga aku tak mampu mengamukÂ
Hanya air mata yang menetes membanjiri pipi
Tuhan, maafkan kekufurankuÂ
Laju hidup yang kukira akan indah
Bak kisah di negeri dongeng namun...
Inilah adanyaÂ
Terlunta lunta di kota orang
Jauh dari sanak saudara
Sebatang kara di kerasnya kota
Sesuap nasi pun jauh dari jangkauan
Ku teguhkan kembali mimpi mimpiku
Hanya dengan demikian ku mampu bertahan
Di sudut kamar kos ini
Kudapati betapa bodohnya daku
Di sudut kamar kos ini
Ku hanya berharap bak orang bodoh
Tak berani kulangkahkan kaki
Meski ingin...
Namun selalu ada tali yang terasa mengikatku
Menahan ku untuk tetap tinggal
Beberapa purnama kulewati dengan hampa
Rasa yang sulit kugambarkan
Sudut kamar kos ini
Penuh coretan kisah duka dan lara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H