Mohon tunggu...
Cici Nofia
Cici Nofia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations

Mahasiswi Public Relations yang masih gagap namun tetap berusaha tegap menghadapi gelap dunia yang rasanya penuh gelak tawa bak panggung drama. Find me on instagram @cynof09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

3 Cara Mengenal Diri Sendiri

1 Oktober 2021   22:04 Diperbarui: 1 Oktober 2021   22:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Memahami sesuatu menjadi perkara mendalam bagi banyak orang, seperti halnya memahami sebuah smartphone tidak hanya sekedar dilihat dan disentuh namun juga di telusurin per bagian bagiannya dan dicoba fungsinya. Begitupun dalam memahami diri sendiri yang terkadang justru terabaikan karena kita terlalu sibuk memahami pasangan, teman bahkan tetangga hehe.

Seorang Penyair Irlandia, Oscar Wilde pernah berkata " Mencintai diri sendiri adalah awal dari romansa seumur hidup"  yang artinya bahwa kita untuk dapat merasakan romansa harus dimulai dari mencintai diri sendiri dengan begitu kisah romansa akan terjalin selama umur hidup kita dan terakit dengan apik melalui alur yang dinamis yang bahkan sering kali kita tolak kenyataannya.

Melalui tulisan ini, penulis ingin berbagi kiat kiat untuk Mengenal diri sendiri sebagai awal romansa seumur hidup kita.

1. Perenungan

Seberapa lama kamu dapat menyisihkan waktu 24/7 mu untuk merenungkan dan mengenal diri kamu sendiri? Waktu yang tersedia bagi kita jangan hanya digunakan untuk bekerja dan rebahan, sisihkan waktumu meskipun hanya 5 menit tiap hari untuk merenungkan dan mempertanyakan pada diri sendiri " orang seperti apa aku ini ?" 

"Bagaimana aku akan menggambarkan citraku dalam cerita hidupku?" 

" Sesuaiakah tindakan dan pilihanku dengan prinsip ku selama ini?" cobalah dalam waktu yang singkat tersebut untuk melakukan monolog dengan diri sendiri dengan begitu kita akan menjalin hubungan yang erat dengan diri sendiri dan mulai menerima dan mencintai keadaan, sehingga tidak lagi merasa diperlakukan tidak adil di dunia ini atau bahkan merasa paling menyedihkan di alam semesta ini. 

Setelah kamu merenung dan mendapat sedikit pencerahan meskipun hanya sebatas "ooh aku orangnya tidak bisa membiarkan hal hal disekitarku berantakan, itu berarti aku orang yang suka dengan kerapihan" satu point didapat, dengan begitu kamu meyakini itulah prinsipmu, namun lebih lanjutnya akan diperoleh juga baik dan buruknya. 

Baiknya kamu bisa menjaga kerapihan dan kebersihan buruknya jika itu terlalu berlebihan dan sifatnya menuntut orang orang di sekelilingmu untuk seperti kamu maka akan merugikan diri sendiri, ingat segala sesuatu yang berlebihan itu buruk jadi genggam prinsipmu tapi jangan abaikan toleransi.

2. Buat daftar yang "aku sukai" dan yang "tidak aku sukai"

Sekadar berkata aku suka ini itu dan tidak suka yang begini begitu sering kita dapati namun bisakah kita membuat daftarnya? Menuliskan objek/hal hal apa yang kita suka atau tidak suka dalam sebuah coretan kertas atau ketikan keyboard lebih memberikan dampak pemahaman yang lebih. 

Dari coretan tersebut kita bisa melihat mind mapping diri kita sendiri, dan akan tiba saat ooh ternyata aku orang yang seperti ini, kenapa aku suka atau tidak suka ini oo ternyata begini, dari situlah akan tergambar jelas seperti apa pribadi diri kita sendiri. 

Jangan hanya bisa mengoreksi mencari keburukan orang lain namun kita juga mesti pandai memahami diri sendiri menutupi keburukan kita dengan kebaikan kebaikan yang suatu saat bisa jadi keburukan tersebut hilang kandas tergerus oleh kebaikan kebaikan yang kita lakukan secara konsisten.

3. Tanyakan pada diri sendiri "Apa yang sudah aku perbuat selama ini?"

Katakanlah usiamu saat ini adalah 20 tahun, coba tanyakan pada diri sendiri selama 20 tahun sudahkan aku bekerja keras ? 

sudahkah berbakti pada orang tua? Pantaskah sikapku terhadap teman, kerabat, maupun orang yang tak dikenal sekalipun? Seberapa sering aku jatuh? Seberapa serig orang mau menjatuhkan diriku? 

Bagaimana aku bangkit dari keterpurukanku? 

Kapan moment aku menemukan titik balik dalam hidup? 

Dengan melihat kilas balik kisah hidup kita yang sederhana kita pasti banyak menemui pembelajaran, hidup jangan sekedar berlalu seperti angin sepoi sepoi siang bolong namun harus kita jadikan catatan sejarah pribadi mengenal diri sendiri, betapa kokohnya kamu saat berbagai rintangan moncoba menjatuhkan kamu, betapa bahagianya kamu ketika melihat kedua orang tua tersenyum karenamu , betapa moment merah jambu membuatmu seperti orang konyol. Semua itu rekam jejakmu untuk mengenal diri sendiri dan mencintai diri sendiri.

" Mengenal diri sendiri jauh lebih sukar daripada ingin mengetahui pribadi orang lain, sebab itu kenalilah dirimu sebelum mengenal pribadi orang lain" Oleh : Buya Hamka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun